Kisah Manis Para Mitra GrabFood, Teknologi Pembawa Rezeki
Selasa, 09 Februari 2021 - 11:39 WIB
Banyak hal yang berubah setelah bergabung dengan GrabFood, apalagi dengan fitur-fitur baru yang GrabFood sediakan dimana akhirnya memunculkan kreativitas dari pelanggan. Pelanggan Martabak Yurich yang menggunakan GrabFood saat ini sering melakukan mix and match berbagai topping keinginan mereka yang bisa mereka pilih langsung dari aplikasi saat melakukan pesanan. Mereka mengekspresikan selera mereka dengan mencampur berbagai topping mereka.
“Hasilnya banyak jenis martabak baru yang dihasilkan konsumen kami berkat fitur dari GrabFood. Yang paling unik misalnya adalah topping durian bakar dicampur dengan dengan keju, lalu ada taro dicampur dengan nutella, dan yang terakhir, krim keju dicampur dengan Ovomaltine dan Oreo,” ujar Hally.
Dia mengatakan kreativitas dari konsumen tersebut meyakinkannya untuk terus berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru dan menarik termasuk menambah menu baru selain martabak manis. Martabak Yurich mulai menyediakan kebab di outletnya. Kreativitas konsumen malah semakin menjadi-jadi, para konsumennya meminta agar topping yang ada di martabak dicoba untuk ditambahkan ke dalam kebab pesanan mereka.
“Jadi sering ada yang pesan agar kebabnya ditambahi keju, jagung, ataupun coklat. Saya layani semua maunya konsumen, kalau harga bisa disesuaikan,” ujar pria klimis ini sambil tertawa.
Hally mengaku melakukan inovasi secara terus-menerus agar tetap dapat eksis dalam industri makanan. Dia menjelaskan kunci kesuksesannya adalah dengan membuat martabak dengan menggunakan pewarna dan perasa alami untuk menghasilkan kualitas makanan yang baik. Selain adonan, dia mengaku kalau topping dari martabaknya dibuat homemade sehingga hal tersebut menjadi pembeda dengan martabak manis lainnya.
“Bahan makanan yang premium menjadi kunci untuk membuat martabak yang enak, karena kualitas memang tidak bisa bohong. Bahkan ada bahan topping yang saya langsung impor dari Jepang,” ujarnya.
Martabak Yurich dinilai konsumen tidak manis berlebihan. Hal tersebut karena bahan baku diolah sendiri, sehingga dapat diukur secara efektif. Dia melakukan riset terus-menerus untuk menghasilkan menu baru yang disenangi konsumen. “Saya dan pacar sering melakukan riset bersama. Yang utama adalah martabak kami tidak boleh terlalu manis, karena warga Medan kurang suka yang terlalu manis,” katanya.
Hally mengatakan mimpinya ke depan adalah ingin membuka cabang lebih banyak kalau perlu sampai ke luar negeri. Dia sudah menyiapkan langkah seperti mendaftarkan merek ke instansi terkait dan belajar berbagai persyaratan yang dibutuhkan. “Prioritas saat ini tentu ekspansi di Indonesia, tapi inginnya juga sampai ke Australia dan Malaysia. Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual menjadi pending,” paparnya.
Dia mengaku berbagai rencana besar tersebut tidak dapat terwujud tanpa dukungan dari keluarga dan orang-orang terkasih. Hally mengatakan pacarnya ikut dari nol mendirikan usaha Martabak Yurich. “Kekasih saya banyak terlibat di dalam pengembangan menu baru dan juga tester rasa martabak saya. Entah kenapa lidah pacar saya itu memang bisa mewakili keinginan konsumen di Medan,” ujarnya tertawa.
Del Manggo, UMKM Minuman Kekinian Sukses Ekspansi Berkat Teknologi
“Hasilnya banyak jenis martabak baru yang dihasilkan konsumen kami berkat fitur dari GrabFood. Yang paling unik misalnya adalah topping durian bakar dicampur dengan dengan keju, lalu ada taro dicampur dengan nutella, dan yang terakhir, krim keju dicampur dengan Ovomaltine dan Oreo,” ujar Hally.
Dia mengatakan kreativitas dari konsumen tersebut meyakinkannya untuk terus berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru dan menarik termasuk menambah menu baru selain martabak manis. Martabak Yurich mulai menyediakan kebab di outletnya. Kreativitas konsumen malah semakin menjadi-jadi, para konsumennya meminta agar topping yang ada di martabak dicoba untuk ditambahkan ke dalam kebab pesanan mereka.
“Jadi sering ada yang pesan agar kebabnya ditambahi keju, jagung, ataupun coklat. Saya layani semua maunya konsumen, kalau harga bisa disesuaikan,” ujar pria klimis ini sambil tertawa.
Hally mengaku melakukan inovasi secara terus-menerus agar tetap dapat eksis dalam industri makanan. Dia menjelaskan kunci kesuksesannya adalah dengan membuat martabak dengan menggunakan pewarna dan perasa alami untuk menghasilkan kualitas makanan yang baik. Selain adonan, dia mengaku kalau topping dari martabaknya dibuat homemade sehingga hal tersebut menjadi pembeda dengan martabak manis lainnya.
“Bahan makanan yang premium menjadi kunci untuk membuat martabak yang enak, karena kualitas memang tidak bisa bohong. Bahkan ada bahan topping yang saya langsung impor dari Jepang,” ujarnya.
Martabak Yurich dinilai konsumen tidak manis berlebihan. Hal tersebut karena bahan baku diolah sendiri, sehingga dapat diukur secara efektif. Dia melakukan riset terus-menerus untuk menghasilkan menu baru yang disenangi konsumen. “Saya dan pacar sering melakukan riset bersama. Yang utama adalah martabak kami tidak boleh terlalu manis, karena warga Medan kurang suka yang terlalu manis,” katanya.
Hally mengatakan mimpinya ke depan adalah ingin membuka cabang lebih banyak kalau perlu sampai ke luar negeri. Dia sudah menyiapkan langkah seperti mendaftarkan merek ke instansi terkait dan belajar berbagai persyaratan yang dibutuhkan. “Prioritas saat ini tentu ekspansi di Indonesia, tapi inginnya juga sampai ke Australia dan Malaysia. Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual menjadi pending,” paparnya.
Dia mengaku berbagai rencana besar tersebut tidak dapat terwujud tanpa dukungan dari keluarga dan orang-orang terkasih. Hally mengatakan pacarnya ikut dari nol mendirikan usaha Martabak Yurich. “Kekasih saya banyak terlibat di dalam pengembangan menu baru dan juga tester rasa martabak saya. Entah kenapa lidah pacar saya itu memang bisa mewakili keinginan konsumen di Medan,” ujarnya tertawa.
Del Manggo, UMKM Minuman Kekinian Sukses Ekspansi Berkat Teknologi
tulis komentar anda