Ekonomi Syariah di Indonesia Baru Dimulai 1999, Erick Thohir: Malaysia Sudah Sejak 1963
Rabu, 17 Maret 2021 - 13:42 WIB
JAKARTA - Pemerintah mengakui penerapan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia cukup terlambat dibandingkan Malaysia. Indonesia memulai ekonomi syariah pada 1991 sementara Malaysia menerapkan sistem tersebut pada 1963.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir menyebut, penerapan ekonomi berbasis syariah Islam di Indonesia ditandai dengan berdirinya bank Muamalat sebagai bank syariah pertama sejak 1991.
"Dibandingkan negara muslim lainnya, Indonesia memulai ekonomi syariah tahun 1991 dengan berdirinya bank syariah pertama Bank Muamalat. Sementara Malaysia mulai menerapkan ekonomi syariah sejak tahun 1963,” ujar Erick Webinar, Rabu (17/3/2021).
Meski begitu, jasa keuangan syariah di dalam negeri terus mengalami pertumbuhan positif. Bahkan, Erick menilai, tetap tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19. "Sektor jasa keuangan syariah mampu tumbuh cukup pesat," katanya.
Pada 2020, pertumbuhan aset bank syariah meningkat sebesar 20,9%, sementara bank konvensional sebesar 7,7%. Di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), perbankan syariah juga berhasil meningkat 11,49%, unggul tipis dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan konvensional sebesar 22,49%.
Untuk pembiayaan, bank syariah mencatatkan pertumbuhan terbesar 9,42% jauh mengungguli perbankan konvensional yang hanya tumbuh sebesar 0,55%.
"Selain itu market atau pasar modal syariah sudah mencapai 17,39 persen. Jumlah koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebanyak 4.115 unit dan koperasi jasa keuangan syariah sebanyak 75 unit yang membantu dan membina UMKM di seluruh Indonesia," tutur dia.
Dia juga memproyeksikan, pada 2025 Indonesia memiliki populasi sebanyak 184 juta penduduk muslim dewasa dengan lebih dari 50 persen merupakan kalangan menengah ke atas mayoritas pekerja swasta. Jumlah ini bahkan dinilai memiliki kecenderungan terhadap ekonomi syariah yang tinggi.
"Sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah misi tertuang 2021-2023 mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia, sejalan dengan masterplan ekonomi syariah Indonesia 2019-2024 yang diterbitkan Komite Nasional Ekonomi dan Syariah, keselarasan ini penting," katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir menyebut, penerapan ekonomi berbasis syariah Islam di Indonesia ditandai dengan berdirinya bank Muamalat sebagai bank syariah pertama sejak 1991.
"Dibandingkan negara muslim lainnya, Indonesia memulai ekonomi syariah tahun 1991 dengan berdirinya bank syariah pertama Bank Muamalat. Sementara Malaysia mulai menerapkan ekonomi syariah sejak tahun 1963,” ujar Erick Webinar, Rabu (17/3/2021).
Meski begitu, jasa keuangan syariah di dalam negeri terus mengalami pertumbuhan positif. Bahkan, Erick menilai, tetap tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19. "Sektor jasa keuangan syariah mampu tumbuh cukup pesat," katanya.
Pada 2020, pertumbuhan aset bank syariah meningkat sebesar 20,9%, sementara bank konvensional sebesar 7,7%. Di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), perbankan syariah juga berhasil meningkat 11,49%, unggul tipis dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan konvensional sebesar 22,49%.
Untuk pembiayaan, bank syariah mencatatkan pertumbuhan terbesar 9,42% jauh mengungguli perbankan konvensional yang hanya tumbuh sebesar 0,55%.
"Selain itu market atau pasar modal syariah sudah mencapai 17,39 persen. Jumlah koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebanyak 4.115 unit dan koperasi jasa keuangan syariah sebanyak 75 unit yang membantu dan membina UMKM di seluruh Indonesia," tutur dia.
Dia juga memproyeksikan, pada 2025 Indonesia memiliki populasi sebanyak 184 juta penduduk muslim dewasa dengan lebih dari 50 persen merupakan kalangan menengah ke atas mayoritas pekerja swasta. Jumlah ini bahkan dinilai memiliki kecenderungan terhadap ekonomi syariah yang tinggi.
"Sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah misi tertuang 2021-2023 mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia, sejalan dengan masterplan ekonomi syariah Indonesia 2019-2024 yang diterbitkan Komite Nasional Ekonomi dan Syariah, keselarasan ini penting," katanya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda