Mengungkap Munculnya 'Hotel Hantu' di Tengah Corona

Rabu, 17 Maret 2021 - 21:44 WIB
Ilustrasi. FOTO/ABC News
JAKARTA - Di bagian pusat kota Sydney, dekat kawasan Circular Quay, muncul ' hotel hantu 'di tengah merebaknya virus corona. Hotel InterContinental yang biasanya mempekerjakan sekitar 800 pegawai, kini tinggal seratusan orang. Itu pun, kebanyakan telah dikurangi jam kerjanya, dari pegawai penuh menjadi pekerja paruh waktu. Pemandangan suasana lobi hotel di pagi hari yang sibuk dan penuh, kini nyaris kosong melompong.

Sebelum pandemi, InterContinental Hotels Group (IHG) mempekerjakan sekitar 6.000 orang di Australasia. Meskipun sudah ada tunjangan JobKeeper, namun tenaga kerja di kelompok perusahaan ini telah dipangkas menjadi 4.300 orang. “Tujuh puluh persen pegawai saat ini berada di skema JobKeeper,” kata Managing Director IHG untuk Australasia dan Jepang, Leanne Harwood seperti dikutip dari ABC News, di Jakarta, Rabu (17/3/2021).



Menjelang berakhirnya subsidi JobKeeper, pemerintah federal menjanjikan paket bantuan khusus bagi sektor pariwisata. Salah satunya, memberikan diskon tiket pesawat ke 15 destinasi wisata domestik. “Kebijakan ini memengaruhi 10 persen dari keseluruhan bisnis kami. Jadi dampaknya sangat minimal bagi kami,” kata Leanne.



Dean Long, Ketua Asosiasi Pengusaha Akomodasi, mengatakan kebanyakan hotel mengalami hal yang sama. “Selama tahun 2020, kami telah mengurangi pekerja lebih dari 50 persen. Pengurangan lebih lanjut sekarang berkisar antara 20 hingga 30 persen di seluruh hotel di Sydney dan Melbourne,” katanya.



Hotel InterContinental. FOTO/ABC News

Di kedua kota ini, tingkat hunian (okupansi) hotel hanya berkisar 30 persen. “Statistik paling mengkhawatirkan masih harus ditunggu dalam 90 hari ke depan hingga Mei. Dalam periode ini di Sydney tingkat okupansi pernah mencapai 91 persen," kata dia. "Tanpa JobKeeper, kami akan menghadapi situasi parah di industri ini,” kata Leanne Harwood.

Menjelang berakhirnya subsidi JobKeeper, pemerintah federal menjanjikan paket bantuan khusus bagi sektor pariwisata. Salah satunya, memberikan diskon tiket pesawat ke 15 destinasi wisata domestik. “Kebijakan ini memengaruhi 10 persen dari keseluruhan bisnis kami. Jadi dampaknya sangat minimal bagi kami,” kata Leanne.



Dean Long, Ketua Asosiasi Pengusaha Akomodasi, mengatakan kebanyakan hotel mengalami hal yang sama. “Selama tahun 2020, kami telah mengurangi pekerja lebih dari 50 persen. Pengurangan lebih lanjut sekarang berkisar antara 20 hingga 30 persen di seluruh hotel di Sydney dan Melbourne,” katanya.

Di kedua kota ini, tingkat hunian (okupansi) hotel hanya berkisar 30 persen. “Statistik paling mengkhawatirkan masih harus ditunggu dalam 90 hari ke depan hingga Mei. Dalam periode ini di Sydney tingkat okupansi pernah mencapai 91 persen," kata dia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More