Potensi Energi Panas Bumi Belum Termanfaatkan Optimal
Kamis, 29 Juli 2021 - 17:20 WIB
JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi energi panas bumi yang terbesar di dunia. Sayangnya, potensi energi yang luar biasa tersebut belum termanfaatkan secara optimal.
Dari sekitar 23,76 GW potensi panas bumi yang ada, pemanfaatannya saat ini tercatat baru sebesar 2,17 GW, atau hanya 9,1% dari total potensi yang ada.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dari sisi potensi dan kapasitas terpasang, Indonesia menempati urutan ke-2 terbesar di seluruh dunia, di bawah Amerika Serikat. Oleh karena itu, kata dia, optimalisasi panas bumi diperlukan agar dapat dilakukan pemanfaatan potensi panas bumi di wilayah lain di Indonesia.
"Angkanya masih 9% dan kita punya roadmap untuk segera mempercepat pemanfaatannya," ujarnya dalam diskusi "Urgensi Transisi Energi ke Panas Bumi", Kamis (29/7/2021).
Saat ini ada 14 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang telah produksi sebesar 2.175,7 MW dengan rencana pengembangan ekspansi 1.347,6 MW.
Dadan menuturkan, ada sejumlah tantangan terkait pengembangan panas bumi di dalam negeri. Diantaranya adalah akses pendanaan dan risiko eksplorasi. Selain tu, wilayah potensi panas bumi yang berada di area prospek pada kawasan konservasi dan Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS) juga menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pengembangan panas bumi.
Baca Juga: Kapal Perang Inggris Sambangi LCS, China Gelar Latihan Militer
"Tantangan lainnya, efisiensi biaya untuk harga listrik panas bumi yang lebih kompetitif, dinamika sosial, hingga permintaan kelistrikan setempat," tuturnya.
Terkait tantangan-tantangan tersebut, Kementerian ESDM terus mencarikan solusi. Antara lain, mendorong Kementerian PUPR untuk bisa membangun jalan menuju ke lokasi untuk mengurangi biaya investasi yang mesti ditanggung pengembang energi panas bumi berupa infrastruktur jalan. "Ini karena akan menjadi kepentingan publik juga," tuturnya.
Dari sekitar 23,76 GW potensi panas bumi yang ada, pemanfaatannya saat ini tercatat baru sebesar 2,17 GW, atau hanya 9,1% dari total potensi yang ada.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dari sisi potensi dan kapasitas terpasang, Indonesia menempati urutan ke-2 terbesar di seluruh dunia, di bawah Amerika Serikat. Oleh karena itu, kata dia, optimalisasi panas bumi diperlukan agar dapat dilakukan pemanfaatan potensi panas bumi di wilayah lain di Indonesia.
"Angkanya masih 9% dan kita punya roadmap untuk segera mempercepat pemanfaatannya," ujarnya dalam diskusi "Urgensi Transisi Energi ke Panas Bumi", Kamis (29/7/2021).
Saat ini ada 14 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang telah produksi sebesar 2.175,7 MW dengan rencana pengembangan ekspansi 1.347,6 MW.
Dadan menuturkan, ada sejumlah tantangan terkait pengembangan panas bumi di dalam negeri. Diantaranya adalah akses pendanaan dan risiko eksplorasi. Selain tu, wilayah potensi panas bumi yang berada di area prospek pada kawasan konservasi dan Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS) juga menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pengembangan panas bumi.
Baca Juga: Kapal Perang Inggris Sambangi LCS, China Gelar Latihan Militer
"Tantangan lainnya, efisiensi biaya untuk harga listrik panas bumi yang lebih kompetitif, dinamika sosial, hingga permintaan kelistrikan setempat," tuturnya.
Terkait tantangan-tantangan tersebut, Kementerian ESDM terus mencarikan solusi. Antara lain, mendorong Kementerian PUPR untuk bisa membangun jalan menuju ke lokasi untuk mengurangi biaya investasi yang mesti ditanggung pengembang energi panas bumi berupa infrastruktur jalan. "Ini karena akan menjadi kepentingan publik juga," tuturnya.
(fai)
tulis komentar anda