Singgung Pensiun Dini PLTU, Erick Thohir Ungkap 15 GW Akan Dimatikan
Rabu, 26 Oktober 2022 - 11:23 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerangkan, pemberhentian atau pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) batu bara akan dilakukan bertahap hingga 2040. Dalam kurun waktu tersebut, kapasitas PLTU yang dihentikan mencapai 15 gigawatt (GW).
"Kita lihat 15 GW (PLTU batu bara) ini yang potensi untuk shutting down, apakah dengan angka-angka 6,8 GW sampai 2030 atau 2040 menjadi 15 GW," ungkap Erick dalam gelaran Road to G20 bersama Himpuni, dikutip Rabu (26/10/2022).
Erick Thohir memastikan PLN melalui subholding generation company (Genco) ikut terlibat dalam proses pemberhentian PLTU batu bara. Melalui Genco, seluruh aset pembangkit PLN akan dikonsolidasikan ke dalam dua perusahaan, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power.
"Kita sudah spin off dengan subholding, PLN sebagai holding akan fokus kepada retail dan subholding pada pembangkit listrik," katanya.
Executive Vice President Power Generation and New & Renewable Energy PLN, Herry Nugraha mengatakan, setidaknya terdapat empat kriteria yang digunakan dalam implementasi pensiun dini PLTU.
Kriteria pertama yakni menyangkut aspek keekonomian apabila PLTU ditambahkan fasilitas Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS).
"Pertama, apabila PLTU mungkin tidak feasible atau tidak terlalu mahal atau jika dibangun fasilitas CCU dan CCUS kalau itu memang tidak memungkinkan dibangun karena mungkin space dan sebagainya, maka itu akan yang diutamakan untuk dilakukan retirement," kata Harry.
"Kita lihat 15 GW (PLTU batu bara) ini yang potensi untuk shutting down, apakah dengan angka-angka 6,8 GW sampai 2030 atau 2040 menjadi 15 GW," ungkap Erick dalam gelaran Road to G20 bersama Himpuni, dikutip Rabu (26/10/2022).
Erick Thohir memastikan PLN melalui subholding generation company (Genco) ikut terlibat dalam proses pemberhentian PLTU batu bara. Melalui Genco, seluruh aset pembangkit PLN akan dikonsolidasikan ke dalam dua perusahaan, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power.
"Kita sudah spin off dengan subholding, PLN sebagai holding akan fokus kepada retail dan subholding pada pembangkit listrik," katanya.
Executive Vice President Power Generation and New & Renewable Energy PLN, Herry Nugraha mengatakan, setidaknya terdapat empat kriteria yang digunakan dalam implementasi pensiun dini PLTU.
Kriteria pertama yakni menyangkut aspek keekonomian apabila PLTU ditambahkan fasilitas Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS).
"Pertama, apabila PLTU mungkin tidak feasible atau tidak terlalu mahal atau jika dibangun fasilitas CCU dan CCUS kalau itu memang tidak memungkinkan dibangun karena mungkin space dan sebagainya, maka itu akan yang diutamakan untuk dilakukan retirement," kata Harry.
tulis komentar anda