Tanpa Langkah Spektakuler, Fadel Muhammad: Dalam 90 Hari Ekonomi Bisa Kolaps
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah diminta untuk melakukan langkah-langkah berani dalam penyelamatan ekonomi yang mengalami dampak serius akibat pandemi COVID-19. Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mengusulkan, pemberian Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk UMKM dengan bunga 1% sebagai stimulus ekonomi akibat pandemi Covid-19. Untuk itu, pemerintah harus menginjeksi bank-bank BUMN dan swasta untuk merealisasikan bantuan stimulus kepada UMKM itu.
”Injeksi sekitar Rp40 triliun ke bank-bank BUMN agar segera direalisasikan untuk memacu pergerakan ekonomi di sektor UMKM. Namun Rp 40 triliun kami rasa tidak cukup. Kami usulkan paling tidak Rp200 triliun,” kata Fadel Muhammad dalam diskusi Media Expert Meeting dengan tema “Bagaimana Menghadapi New Normal di Bidang Ekonomi, Apa yang Harus Dilakukan?” di Ruang GBHN, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
( )
Fadel Muhammad menjelaskan pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi global dan nasional. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 minus 5,2% dan pada 2021 diperkirakan 4,2%. Untuk Indonesia, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 ini 0% dan pada tahun 2021 naik menjadi 4,8%.
Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 diprediksi antara 0,9%-1,9%. Dan pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi naik menjadi 5% - 6%. "Dengan pertumbuhan sebesar itu ekonomi Indonesia bisa dikatakan stagnan. Pertumbuhan kredit perbankan diprediksi tumbuh 1% pada tahun 2020," jelasnya.
Sambung dia menambahkan semua sektor ekonomi terkena dampak pandemi Covid-19 termasuk UMKM. Sebanyak 47% UMKM terkena dampak Covid-19. “Untuk itu UMKM perlu didukung kelangsungannya dengan stimulan kredit,” ujarnya.
( )
Saat ini ada sekitar 60,6 juta UMKM yang telah terhubung ke lembaga pembiayaan formal dan sekitar 23 juta UMKM (Koperasi–UMKM) yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan. Fadel yang pernah menjadi Ketua Komisi XI DPR ini menyebutkan hampir semua kegiatan ekonomi dalam keadaan sulit dan tidak likuid.
Karena itu perlu keberanian pemerintah untuk mengambil langkah-langkah agar ekonomi menjadi likuid. “Kami dari Pimpinan MPR meminta kegiatan perbankan dan institusi keuangan mengambil langkah new normal sehingga ekonomi bergulir serta likuid,” ujarnya.
( )
Mantan Gubernur Gorontalo dua periode itu juga menghitung apabila pemerintah tidak berani mengambil langkah spektakuler untuk membuat likuiditas ekonomi maka bisa kolaps. “Saya hitung 90 hari, kalau kita tidak berani mengambil langkah membuat likuiditas ekonomi, maka kita bisa kolaps," katanya.
Pihaknya menunggu langkah berani Presiden Joko Widodo untuk membuat ekonomi likuid. Sikap tegas Presiden yang memarahi para pembantunya agar bekerja lebih keras di tengah pandemi ini, kata Fadel, harus diikuti langkah yang lebih berani berani mengambil langkah yang spektakuler dalam penyelamatan ekonomi.
”Bapak Presiden sudah marah, bagus, tapi marah harus ada sesuatu. Kalau tidak berani berani mengambil langkah yang spektakuler dalam membikin likuiditas ekonomi, marah saja tak ada guna,” ungkapnya.
”Injeksi sekitar Rp40 triliun ke bank-bank BUMN agar segera direalisasikan untuk memacu pergerakan ekonomi di sektor UMKM. Namun Rp 40 triliun kami rasa tidak cukup. Kami usulkan paling tidak Rp200 triliun,” kata Fadel Muhammad dalam diskusi Media Expert Meeting dengan tema “Bagaimana Menghadapi New Normal di Bidang Ekonomi, Apa yang Harus Dilakukan?” di Ruang GBHN, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
( )
Fadel Muhammad menjelaskan pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi global dan nasional. Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 minus 5,2% dan pada 2021 diperkirakan 4,2%. Untuk Indonesia, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 ini 0% dan pada tahun 2021 naik menjadi 4,8%.
Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 diprediksi antara 0,9%-1,9%. Dan pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi naik menjadi 5% - 6%. "Dengan pertumbuhan sebesar itu ekonomi Indonesia bisa dikatakan stagnan. Pertumbuhan kredit perbankan diprediksi tumbuh 1% pada tahun 2020," jelasnya.
Sambung dia menambahkan semua sektor ekonomi terkena dampak pandemi Covid-19 termasuk UMKM. Sebanyak 47% UMKM terkena dampak Covid-19. “Untuk itu UMKM perlu didukung kelangsungannya dengan stimulan kredit,” ujarnya.
( )
Saat ini ada sekitar 60,6 juta UMKM yang telah terhubung ke lembaga pembiayaan formal dan sekitar 23 juta UMKM (Koperasi–UMKM) yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan. Fadel yang pernah menjadi Ketua Komisi XI DPR ini menyebutkan hampir semua kegiatan ekonomi dalam keadaan sulit dan tidak likuid.
Karena itu perlu keberanian pemerintah untuk mengambil langkah-langkah agar ekonomi menjadi likuid. “Kami dari Pimpinan MPR meminta kegiatan perbankan dan institusi keuangan mengambil langkah new normal sehingga ekonomi bergulir serta likuid,” ujarnya.
( )
Mantan Gubernur Gorontalo dua periode itu juga menghitung apabila pemerintah tidak berani mengambil langkah spektakuler untuk membuat likuiditas ekonomi maka bisa kolaps. “Saya hitung 90 hari, kalau kita tidak berani mengambil langkah membuat likuiditas ekonomi, maka kita bisa kolaps," katanya.
Pihaknya menunggu langkah berani Presiden Joko Widodo untuk membuat ekonomi likuid. Sikap tegas Presiden yang memarahi para pembantunya agar bekerja lebih keras di tengah pandemi ini, kata Fadel, harus diikuti langkah yang lebih berani berani mengambil langkah yang spektakuler dalam penyelamatan ekonomi.
”Bapak Presiden sudah marah, bagus, tapi marah harus ada sesuatu. Kalau tidak berani berani mengambil langkah yang spektakuler dalam membikin likuiditas ekonomi, marah saja tak ada guna,” ungkapnya.
(akr)