Transformasi Digital jadi Prioritas, Berpikir Global dan Bertindak Lokal Tetap Digaungkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Transformasi digital kini menjadi prioritas utama para pemimpin bisnis. Bahkan, anggaran pengeluarannya diproyeksikan tembus USD3,4 triliun pada 2026, menurut laporan IDC.
Namun, babak transisi berikutnya memunculkan isu-isu baru, termasuk bagaimana teknologi digital benar-benar terintegrasi dalam pembangunan ekonomi lokal? Tentunya, transformasi digital bukanlah tugas sederhana yang cepat mendatangkan hasil.
Transformasi digital harus mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk adaptabilitas hingga proses bisnis, produktivitas dan budaya organisasi, kompatibilitas dengan arsitektur, platform dan aplikasi sistem, aplikasi bisnis berkelanjutan, serta peningkatan sistem dan pengembangan keahlian.
Hal itu menjadi salah satu bahasan menarik dalam H3C Navigate 2023 International Business Summit yang sukses digelar di Bali. Mengusung tema "Together, For A Digital Future", acara ini menghadirkan pakar industri TIK dan pemimpin bisnis dari seluruh dunia untuk membahas cara membangun masa depan digital yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Chairman Tsinghua Unigroup, Brighten Li, mengatakan, sebagai induk usaha yang mengelola investasi, Unigroup menerapkan prinsip pengembangan bisnis "IMIC", yakni International, Market Driven, Independent and Customer Satisfaction (Internasional, Berorientasi pada Pasar, Independen, dan Kepuasan Pelanggan).
H3C, sebagai unit bisnis penting Unigroup yang menggerakkan pertumbuhan, berhasil membuat pencapaian besar dalam ekonomi digital.
Ke depan, Unigroup akan terus mendukung H3C lewat sumber daya manusia, permodalan, dan internasionalisasi demi membangun reputasi global dan valuasi.
"Kerja sama dan aspek kepercayaan merupakan unsur penting di balik kesuksesan,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Jumat (3/3/2023).
Bersama mitra, Tsinghua Unigroup dan H3C membagikan kesuksesan ekonomi digital, serta selalu bekerja sama untuk membangun bisnis, model, kehidupan, dan dunia yang lebih baik.
CEO & President H3C, Tony Yu menegaskan komitmen H3C dalam mengembangkan produk dan solusi kreatif lewat inovasi. “Dengan visi besar, kami mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan digital ekonomi," tuturnya.
Sementara itu, Co-president & President, International Business, H3C, Gary Huang, mengatakan, pandemi tidak hanya meningkatkan permintaan dan investasi pada digitalisasi di seluruh dunia, namun juga menimbulkan tantangan baru. Tantangan ini terletak pada cara mewujudkan transformasi digital yang adaptif, kompatibel, dan berkelanjutan.
Dengan demikian, transformasi digital benar-benar memenuhi kebutuhan produksi dan kehidupan. Untuk itu, lokalisasi menjadi jalur yang merealisasikan adaptabilitas, kompatibilitas, dan keberlanjutan transformasi digital.
"Pada 2023, lokalisasi yang melekat pada transformasi digital merupakan strategi bisnis internasional kami—membangun kemampuan inovasi teknologi di pasar lokal. Tujuannya, meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia lokal dan membangun ekosistem local,” bebernya.
Menuju dunia yang memprioritaskan teknologi digital, H3C ingin menanamkan visi global dan pengalamannya dalam inovasi, pemberdayaan, dan ekosistem lokal. “Lewat langkah ini, seluruh negara benar-benar memperoleh manfaat dari transformasi digital," ucap Huang.
Pada konferensi industri tahunan yang menjadi ajang unggulan H3C ini, selain melansir perencanaan global terbaru tentang lokalisasi, H3C juga meluncurkan sederet solusi dan produk baru yang berbasis pada skenario penggunaan. Solusi dan produk ini memenuhi permintaan pelanggan dan mitra global yang terus berkembang.
Sebelumnya, pada 2022 lalu H3C melansir strategi bisnis internasional yang berfokus pada pembangunan ekosistem yang sehat, serta menawarkan solusi berbasiskan skenario penggunaan. Tahun ini, H3C memperbarui strategi ini dengan menambahkan lokalisasi.
Maka, prinsip "Berpola pikir Global, Bertindak Lokal" melibatkan lokalisasi keahlian inovasi teknologi, pemberdayaan sumber daya manusia, serta ekosistem.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
Namun, babak transisi berikutnya memunculkan isu-isu baru, termasuk bagaimana teknologi digital benar-benar terintegrasi dalam pembangunan ekonomi lokal? Tentunya, transformasi digital bukanlah tugas sederhana yang cepat mendatangkan hasil.
Transformasi digital harus mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk adaptabilitas hingga proses bisnis, produktivitas dan budaya organisasi, kompatibilitas dengan arsitektur, platform dan aplikasi sistem, aplikasi bisnis berkelanjutan, serta peningkatan sistem dan pengembangan keahlian.
Hal itu menjadi salah satu bahasan menarik dalam H3C Navigate 2023 International Business Summit yang sukses digelar di Bali. Mengusung tema "Together, For A Digital Future", acara ini menghadirkan pakar industri TIK dan pemimpin bisnis dari seluruh dunia untuk membahas cara membangun masa depan digital yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Chairman Tsinghua Unigroup, Brighten Li, mengatakan, sebagai induk usaha yang mengelola investasi, Unigroup menerapkan prinsip pengembangan bisnis "IMIC", yakni International, Market Driven, Independent and Customer Satisfaction (Internasional, Berorientasi pada Pasar, Independen, dan Kepuasan Pelanggan).
H3C, sebagai unit bisnis penting Unigroup yang menggerakkan pertumbuhan, berhasil membuat pencapaian besar dalam ekonomi digital.
Ke depan, Unigroup akan terus mendukung H3C lewat sumber daya manusia, permodalan, dan internasionalisasi demi membangun reputasi global dan valuasi.
"Kerja sama dan aspek kepercayaan merupakan unsur penting di balik kesuksesan,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Jumat (3/3/2023).
Bersama mitra, Tsinghua Unigroup dan H3C membagikan kesuksesan ekonomi digital, serta selalu bekerja sama untuk membangun bisnis, model, kehidupan, dan dunia yang lebih baik.
CEO & President H3C, Tony Yu menegaskan komitmen H3C dalam mengembangkan produk dan solusi kreatif lewat inovasi. “Dengan visi besar, kami mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan digital ekonomi," tuturnya.
Sementara itu, Co-president & President, International Business, H3C, Gary Huang, mengatakan, pandemi tidak hanya meningkatkan permintaan dan investasi pada digitalisasi di seluruh dunia, namun juga menimbulkan tantangan baru. Tantangan ini terletak pada cara mewujudkan transformasi digital yang adaptif, kompatibel, dan berkelanjutan.
Dengan demikian, transformasi digital benar-benar memenuhi kebutuhan produksi dan kehidupan. Untuk itu, lokalisasi menjadi jalur yang merealisasikan adaptabilitas, kompatibilitas, dan keberlanjutan transformasi digital.
"Pada 2023, lokalisasi yang melekat pada transformasi digital merupakan strategi bisnis internasional kami—membangun kemampuan inovasi teknologi di pasar lokal. Tujuannya, meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia lokal dan membangun ekosistem local,” bebernya.
Menuju dunia yang memprioritaskan teknologi digital, H3C ingin menanamkan visi global dan pengalamannya dalam inovasi, pemberdayaan, dan ekosistem lokal. “Lewat langkah ini, seluruh negara benar-benar memperoleh manfaat dari transformasi digital," ucap Huang.
Pada konferensi industri tahunan yang menjadi ajang unggulan H3C ini, selain melansir perencanaan global terbaru tentang lokalisasi, H3C juga meluncurkan sederet solusi dan produk baru yang berbasis pada skenario penggunaan. Solusi dan produk ini memenuhi permintaan pelanggan dan mitra global yang terus berkembang.
Sebelumnya, pada 2022 lalu H3C melansir strategi bisnis internasional yang berfokus pada pembangunan ekosistem yang sehat, serta menawarkan solusi berbasiskan skenario penggunaan. Tahun ini, H3C memperbarui strategi ini dengan menambahkan lokalisasi.
Maka, prinsip "Berpola pikir Global, Bertindak Lokal" melibatkan lokalisasi keahlian inovasi teknologi, pemberdayaan sumber daya manusia, serta ekosistem.
Lihat Juga: Lantik Pengurus AMSI Jatim, Wamen Komdigi: Transformasi Digital Ubah Cara Masyarakat Mengakses Informasi
(ind)