Waspada, Dampak Krisis Ekonomi Singapura Menjalar ke RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad meminta agar pemerintah waspada terhadap resesi yang dialami Singapura. Pasalnya, diperkirakan sampai kuartal III/2020 pertumbuhan ekonomi Singapura akan tetap negatif.
"Singapura bukan hanya menghadapi resesi tapi juga masuk dalam krisis ekonomi, hal ini harus diwaspadai, " kata Tauhid di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Tauhid menjelaskan, Singapura merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan menduduki peringkat ke-5 dalam hal ekspor dan peringkat ke 3 terkait impor. Sebab itu, tentu akan mengganggu sektor industri di dalam negeri. "Dalam hal impor ke Indonesia, Singapura menduduki tiga besar. Kondisi itu membuat impor dari Singapura menjadi turun. Hal ini akan berdampak pada kebutuhan sektor industri," terangnya.
Dia menambahkan, dengan berkurangnya bahan baku yang biasa dikirim oleh Singapura tentu akan mengganggu sektor industri manufaktur di dalam negeri. Dengan kondisi tersebut tentu akan berpengaruh pada produk yang akan di ekspor. "Turunnya bahan baku impor, tentunya membuat produksi menurun, apalagi produk yang orientasinya untuk ekspor. Nah, hal ini akan mengganggu neraca perdagangan Indonesia," jelasnya.
"Singapura bukan hanya menghadapi resesi tapi juga masuk dalam krisis ekonomi, hal ini harus diwaspadai, " kata Tauhid di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Tauhid menjelaskan, Singapura merupakan mitra dagang utama Indonesia dengan menduduki peringkat ke-5 dalam hal ekspor dan peringkat ke 3 terkait impor. Sebab itu, tentu akan mengganggu sektor industri di dalam negeri. "Dalam hal impor ke Indonesia, Singapura menduduki tiga besar. Kondisi itu membuat impor dari Singapura menjadi turun. Hal ini akan berdampak pada kebutuhan sektor industri," terangnya.
Dia menambahkan, dengan berkurangnya bahan baku yang biasa dikirim oleh Singapura tentu akan mengganggu sektor industri manufaktur di dalam negeri. Dengan kondisi tersebut tentu akan berpengaruh pada produk yang akan di ekspor. "Turunnya bahan baku impor, tentunya membuat produksi menurun, apalagi produk yang orientasinya untuk ekspor. Nah, hal ini akan mengganggu neraca perdagangan Indonesia," jelasnya.
(nng)