Bukan Hoaks, Telur Harganya Edan Tembus Rp30.000 per Kg

Selasa, 27 Februari 2024 - 12:50 WIB
loading...
Bukan Hoaks, Telur Harganya...
Harga telur mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir menjelang bulan suci Ramadan. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
MALANG - Dua pekan menjelang Ramadan harga telur di Kota Malang melambung tinggi. Kenaikan mencapai Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram, sejak sepekan terakhir ini.

Pantauan di Pasar Oro-oro Dowo, Kota Malang misalnya harga telur mencapai kisaran Rp 29.000 - Rp30.000 per kilogram, pada Selasa (27/2/2024). Kenaikan mulai terjadi sejak pekan lalu hingga terus melambung hingga hari ini.

Warsinah, pedagang Pasar Oro-oro Dowo menyebut, harga telur di tingkat distributor mencapai Rp 28.000 per kilogramnya, dan dijual seharga Rp 29.000. Harga ini disebut naik sekitar Rp 5.000 per kilogramnya dari harga normal.

"Naik terus untuk telur ngambil kemarin Rp 29.000, ini dijual Rp 30.000 per kilo," ucap Warsinah, Selasa pagi.



Hal serupa dipaparkan Aris, pedagang sembako di Pasar Oro-oro Dowo yang menyatakan, kenaikan telur sudah terjadi sepekan terakhir. Kenaikan harga telur mencapai Rp 2.000 per kilogramnya.

"Naiknya 1.000 - 2.000 katanya memang harga pakan lagi mahal. Jadi ngambil di tingkat peternaknya sudah mahal," ungkap Aris.

Di sisi lain, peternak ayam petelur Muhammad Yasin mengakui kenaikan harga telur ayam broiler disebabkan adanya kenaikan harga pakan ayam. Saat ini harga telur dari tingkat peternak saja sudah di angka Rp 27.000 per kilogramnya.

"Harga telur hari ini per harga kandang Rp 27.000, biasanya Rp 23.000, itu harga normal, mulai naik 3 - 4 hari. Ini harga pakannya sudah mahal," ucap Muhammad Yasin, peternak ayam di daerah Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ditemui terpisah.



Dia menambahkan, saat ini harga pakan ayam untuk jenis jagung bekatul yang kualitas standar saja sudah di angka Rp 8.000 per kilogram. Harga ini jauh dibanding harga normal di angka Rp 5.000 - 6.700 per kilogram.

"Karena harga pakan mahal akhirnya harga jual naik. Jagungnya mahal, pakan kita dulu 6.700 sekarang 8.000. Kita siasati pakai konsentrat, terus pakai BKK, biji-bijian, kacang gitu, lebih murah dari konsentrat, untuk menekan operasional," ujar pria berusia 42 tahun.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2008 seconds (0.1#10.140)