Dana Desa Dorong Kearifan Lokal Jadi Kegiatan Ekonomi Warga

Selasa, 25 Agustus 2020 - 22:31 WIB
loading...
Dana Desa Dorong Kearifan Lokal Jadi Kegiatan Ekonomi Warga
Dana Desa Dorong Kearifan Lokal Jadi Kegiatan Ekonomi Warga. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pemerintah telah menganggarkan dana desa sebesar Rp72 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Angka tersebut mengalami kenaikan 1,1% dari tahun 2020.Dana tersebut difokuskan untuk pemulihan ekonomi desa dan pengembangan sektor prioritas. Salah satu, sektor prioritas yang mendapat dukungan usaha yaitu usaha budi daya pertanian, perikanan, dan kehutanan untuk mendukung ketahanan pangan.

Dana desa 2021 dapat memperbaiki alokasi dan mendorong kinerja transformasi desa. Salah satu contoh aplikasi dana desa dilakukan di Desa Tri Mandayan, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Dana desa melengkapi kinerja masyarakat dalam membangun sekat kanal yang diinisiasi sejak 2018.

Fasilitator Desa Tri Mandayan tahun 2018, Wendrika, mengatakan, sebelum dana desa digulirkan, masyarakat di Desa Tri Mandayan menggunakan dana swadaya untuk membangun sembilan sekat kanal di tiga dusun, Dusun Tanjung Gunung, Dusun Saiyung, dan Dusun Sebadi.

"Sejak awal warga Desa Tri Mandayan mudah diajak diskusi dan mengenal beberapa program BRG (Badan Restorasi Gambut)" kata Wika, sapaan akrab Wendrika dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (25/8/2020).

Wika menyebut, warga tertarik mengembangkan sekat kanal secara swadaya karena melihat teknik yang sama juga telah digunakan warga terdahulu. Wika mengatakan, warga Desa Tri Mandayan yang terdahulu menggunakan istilah pegung untuk menjaga ketersediaan pasokan air di lahan gambut. "Mereka nggak tahu kalau itu kearifan lokal," ucap dia.

Pegung, kata Wika, terbuat dari papan kayu. Meski secara desain pembangunan beda, fungsi pegung tak lain untuk pembasahan lahan gambut. "Sebenarnya warga punya tapi nggak sadar. Padahal fungsinya pembasahan, membantu menjaga air tetap ada di lahan gambut, tetap lembab," kata dia.

Setelah mendengar paparan warga, Wika mengajak kolaborasi. Dia menggandeng seorang warga bernama Karni untuk mengembangkan sekat kanal secara swadaya. Karni diajak karena punya pengalaman membuat pegung dan parit untuk membawa kayu dari hutan. Karni berinisiatif memanfaatkan kayu sisa proyek pembangunan sekolah dan terpal bekas. Di dusunnya, dia mulai membangun sekat kanal.

Kolaborasi pengalaman milik Karni dan pengetahuan mengenai desain pembasahan lahan yang diberikan BRG ini awalnya sempat diragukan. Tetapi, pembuktian datang ketika musim kemarau tahun 2018. Tidak adanya sekat membuat api kiriman dari desa tetangga membuat kebakaran di lahan gambut. Beruntung. Pegung yang diinisiasi warga masih menyimpan air. Dengan persediaan air yang ada, proses pemadaman terbantu.

Pembuktian inilah mendorong warga di dua dusun di desa Tri Mandayan mulai membangun sekat kanal secara swadaya. Tak ketinggalan, pemerintah Desa Tri Mandayan memperkuat kolaborasi dan pembangunan sekat kanal itu dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Pihak desa juga menguatkan peran edukasi dengan Peraturan Desa (Perdes) mengenai pengelolaan ekosistem gambut.

Kepala Desa Tri Mandayan, Bujang Suhardi mengatakan, selain memasukkan rencana penanggulangan kebakaran lahan, pihaknya juga menyiapkan pelatihan. Pihak desa menggelar pelatihan penggunaan peralatan pemadam kebakaran. "Ada peralatan yang untuk memadamkan kebakaran yang diajarkan," ucap Suhardi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2389 seconds (0.1#10.140)