Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?
loading...
A
A
A
Meskipun demikian, Malaysia berhasil menghindari "jebakan utang" yang dihadapi negara-negara lain dalam daftar. Sebagian besar disebabkan karena proyek-proyek tersebut diprakarsai oleh pemangku kepentingan lokal daripada oleh Beijing.
Sayang kurangnya uji tuntas dari investor China, berarti bahwa membangun infrastruktur Malaysia jauh dari kata mulus. Penggelapan, masalah hukum, dan penundaan jadwal semuanya telah mengganggu proyek.
Kamboja menjadi salah satu dari sekian banyak negara yang utangnya kepada China melebihi 20% dari PDB. Sementara itu beberapa praktisi politik khawatir ketergantungan yang berlebihan pada China dapat membuat Kamboja rentan terhadap efek jebakan utang.
Selain itu yang lain lebih mengkhawatirkan tentang kualitas infrastruktur yang sedang dibangun, serta janji-janji yang terlalu digembar-gemborkan oleh politisi tentang manfaat BRI.
Namun, salah satu proyek investasi terbesar China di Kamboja, Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville, sebagian besar dianggap berhasil. Semua itu mencakup ratusan pabrik dan infrastruktur lainnya, termasuk proyek jalan senilai miliaran dolar yang menghubungkan zona tersebut ke kota pelabuhan terdekat Sihanoukville.
Ambisi membangun jalur sutra modern atau BRI pada awalnya hanya menargetkan kawasan Eurasia, namun China telah memperluas jangkauannya ke seluruh dunia dengan meminjamkan uang ke negara-negara seperti Peru, yang saat ini berutang kepada China mencapai USD16,9 miliar.
China sudah menjelma menjadi investor terkemuka di negara Amerika Selatan, terutama untik sektor pertambangan. Karena bahan baku Peru sangat diminati di China, ia mendiversifikasi investasinya untuk memasukkan infrastruktur pelabuhan, dimana perusahaan-perusahaan China membangun proyek pelabuhan besar di kota Chancay.
Pada tahun 2020, China mengakhiri pinjaman kepada pemerintah Amerika Latin. Dalam sebuah laporan dari Mei 2022, situs berita VOA mencatat bahwa negara itu sudah beralih fokus pada pembiayaan swasta yang dialokasikan untuk proyek pertambangan dan energi, karena khawatir soal kemampuan bayar peminjam.
China sudah lama berinvestasi di sektor pertanian, transportasi, dan energi Sudan, dengan beberapa perkiraan menunjukkan sebanyak USD3 miliar dipakai untuk mengembangkan ladang minyak dan pipa ke Port Sudan.
Menghadapi sanksi ekonomi dari Barat, negara Afrika Utara itu tidak dapat melunasi pinjaman yang dikeluarkan dalam denominasi dolar dan euro. Pemerintah Sudan sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka berutang bunga penalti USD127 juta kepada kreditur China pada Maret 2022.
Utang yang terus meningkat membuat negara ini berada dalam bahaya, terlebih ketika terjadi migrasi besar-besaran warga sipil dari Sudan setelah kekerasan dan ketidakstabilan politik meningkat menjadi perang saudara.
Karena cadangan gas alamnya yang cukup besar, energi menjadi sektor prioritas bagi China, jika terkait dengan Uzbekistan. Salah satu skema terbesarnya di negara Eurasia itu adalah pabrik pengolahan Oltin Yo'l GTL (gas-to-liquid), yang dibuka pada tahun 2021 dan menelan biaya USD3,4 miliar untuk membangunnya.
Perusahaan-perusahaan China juga telah mendanai pabrik tekstil dan keramik, yang ditujukan untuk konsumen dan importir lokal di China.
Sayang kurangnya uji tuntas dari investor China, berarti bahwa membangun infrastruktur Malaysia jauh dari kata mulus. Penggelapan, masalah hukum, dan penundaan jadwal semuanya telah mengganggu proyek.
21. Kamboja: total utang China capai USD16,3 miliar
Kamboja menjadi salah satu dari sekian banyak negara yang utangnya kepada China melebihi 20% dari PDB. Sementara itu beberapa praktisi politik khawatir ketergantungan yang berlebihan pada China dapat membuat Kamboja rentan terhadap efek jebakan utang.
Selain itu yang lain lebih mengkhawatirkan tentang kualitas infrastruktur yang sedang dibangun, serta janji-janji yang terlalu digembar-gemborkan oleh politisi tentang manfaat BRI.
Namun, salah satu proyek investasi terbesar China di Kamboja, Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville, sebagian besar dianggap berhasil. Semua itu mencakup ratusan pabrik dan infrastruktur lainnya, termasuk proyek jalan senilai miliaran dolar yang menghubungkan zona tersebut ke kota pelabuhan terdekat Sihanoukville.
20. Peru: total utang USD16,9 miliar
Ambisi membangun jalur sutra modern atau BRI pada awalnya hanya menargetkan kawasan Eurasia, namun China telah memperluas jangkauannya ke seluruh dunia dengan meminjamkan uang ke negara-negara seperti Peru, yang saat ini berutang kepada China mencapai USD16,9 miliar.
China sudah menjelma menjadi investor terkemuka di negara Amerika Selatan, terutama untik sektor pertambangan. Karena bahan baku Peru sangat diminati di China, ia mendiversifikasi investasinya untuk memasukkan infrastruktur pelabuhan, dimana perusahaan-perusahaan China membangun proyek pelabuhan besar di kota Chancay.
Pada tahun 2020, China mengakhiri pinjaman kepada pemerintah Amerika Latin. Dalam sebuah laporan dari Mei 2022, situs berita VOA mencatat bahwa negara itu sudah beralih fokus pada pembiayaan swasta yang dialokasikan untuk proyek pertambangan dan energi, karena khawatir soal kemampuan bayar peminjam.
19. Sudan: utang dari China tembus USD18 miliar
China sudah lama berinvestasi di sektor pertanian, transportasi, dan energi Sudan, dengan beberapa perkiraan menunjukkan sebanyak USD3 miliar dipakai untuk mengembangkan ladang minyak dan pipa ke Port Sudan.
Menghadapi sanksi ekonomi dari Barat, negara Afrika Utara itu tidak dapat melunasi pinjaman yang dikeluarkan dalam denominasi dolar dan euro. Pemerintah Sudan sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka berutang bunga penalti USD127 juta kepada kreditur China pada Maret 2022.
Utang yang terus meningkat membuat negara ini berada dalam bahaya, terlebih ketika terjadi migrasi besar-besaran warga sipil dari Sudan setelah kekerasan dan ketidakstabilan politik meningkat menjadi perang saudara.
18. Uzbekistan: total utang USD18 miliar
Karena cadangan gas alamnya yang cukup besar, energi menjadi sektor prioritas bagi China, jika terkait dengan Uzbekistan. Salah satu skema terbesarnya di negara Eurasia itu adalah pabrik pengolahan Oltin Yo'l GTL (gas-to-liquid), yang dibuka pada tahun 2021 dan menelan biaya USD3,4 miliar untuk membangunnya.
Perusahaan-perusahaan China juga telah mendanai pabrik tekstil dan keramik, yang ditujukan untuk konsumen dan importir lokal di China.