Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?

Kamis, 10 Oktober 2024 - 14:03 WIB
loading...
A A A
Meskipun demikian, Afrika Selatan bukan salah satu dari banyak negara yang berjuang untuk mengatasi utang China mereka. Para peneliti memperkirakan, Afrika Selatan memiliki kondisi perdagangan dan logistik yang baik yang ditetapkan sebelum BRI, yang berarti setiap investasi dalam infrastruktur baru menawarkan pengembalian yang lebih tinggi, membuat pemerintah tidak kesulitan untuk membayar utang.

Para peneliti juga menyoroti bahwa Afrika Selatan memiliki lebih sedikit pekerja China selama program ini dibandingkan dengan negara-negara lain.

12. Ekuador: total utang USD26,3 miliar


Utang Ekuador ke China kebanyakan terkait dengan kontrak minyak mentah, yang dinilai jauh dari menguntungkan. Selanjutnya China menanamkan duitnya pada sektor pertambangan dan infrastruktur lainnya, dimana pemerintah Ekuador tercatat berutang sebanyak 160 juta barel minyak.

Pada tahun 2022, Ekuador merestrukturisasi utangnya dengan China yang memungkinkan untuk menjual lebih banyak minyak ke pasar. Di sisi lain AS menyadari dampak bola salju dari utang China, salah satunya membuka jalan buat Beijing mengakses mineral berharga dan sumber daya lainnya.

Pada tahun 2021, AS mencapai kesepakatan senilai USD2,8 milia dengan Ekuador untuk membantu negara Amerika Selatan itu membayar sebagian utangnya kepada China. "Dengan imbalan menendang perusahaan China dari jaringan telekomunikasi negara itu", seperti dilansir Financial Times.

11. Iran: total utangnya USD28 miliar


Menurut Tim AidData dilaporkan, bahwa Iran sudah mengumpulkan utang dari China mencapai USD28 miliar selama 20 tahun terakhir. Namun sangat sedikit dari hal ini yang dibeberkan kepada publik, atau bahkan terkait dengan BRI.

Selama satu dekade terakhir, China dilaporkan menyediakan USD350 juta untuk proyek baja di Iran, serta USD2,3 miliar untuk jalur kereta penumpang yang menghubungkan Qom dan Esfahan. Namun hal ini mendapatkan kritik, dimana disebutkan proyek kereta api baru tidak berpotensi besar secara ekonomi.

Sementara proyek kereta api Iran lainnya yang lebih mungkin menghasilkan secara pendapatan, justru dilaporkan belum selesai. Selain itu proyek jalur kereta baru itu diyakini sangat bergantung pada tenaga kerja dan bahan baku dari Cina, menyisakan sedikit keuntungan bagi Iran.

10. Turki: Pinjaman dari China tembus USD28,3 miliar


TĂĽrkiye dan China sudah lama berkolaborasi dalam banyak proyek pembangunan infrastruktur, yang didominasi sektor transportasi dan energi, untuk menjadi agenda bersama mereka setelah BRI diluncurkan pada tahun 2013.

Maju cepat hingga hari ini, Turki dan China mempelopori skema besar-besaran untuk menciptakan rute perdagangan yang akan menghubungkan negara-negara di Asia Tengah dan Kaukasus. Gagasan "Koridor Tengah", akan mencakup Azerbaijan, Georgia, dan Kazakhstan, serta telah dibahas selama beberapa dekade.

Gagasan tersebut kembali dihidupkan belum lama ini dengan harapan memanfaatkan minat internasional dalam rute perdagangan alternatif yang dapat menghindari Rusia.

Sementara itu TĂĽrkiye termasuk di antara 10 negara teratas dengan utang China terbanyak menurut AidData. Namun tampaknya negara yang satu ini menikmati hasil yang lebih baik dari program BRI dibandingkan dengan banyak negara lain dalam daftar.

9. Vietnam: Total utang China USD28,8 miliar

Pada tahun 2017, AidData memperkirakan bahwa Vietnam berutang lebih dari USD16 miliar hanya untuk membiayai proyek pada pekerjaan konstruksi, termasuk jalur trem Cat Linh-Ha Dong.

Ketika total utang meningkat, negara itu berusaha untuk memisahkan diri dari pengaruh China. Namun upaya tersebut tertunda oleh tingkat bunga yang tinggi dan beberapa kondisi yang kurang menguntungkan, termasuk penggunaan tenaga kerja China. Tidak ada proyek baru yang secara resmi terkait dengan BRI yang diumumkan sejak saat itu.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1248 seconds (0.1#10.140)