OJK Catat Total Saham Syariah Capai Rp3.013 Triliun per Juli 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tren sektor pasar modal syariah cukup membaik. Ketua OJK Wimboh Santoso mengatakan pasar modal syariah cukup membaik.
Rinciannya, 464 jumlah saham syariah di pasar modal dengan nilai Rp3.013 triliun. Sedangkan sukuk koperasi syariah berjumlah 145 dengan total Rp30 triliun, lalu reksa dana syariah mencapai 282 dengan nilai Rp63,52 trilun dan ada 66 sukuk negara yang mencapai Rp892,4 trilin. Adapun data ini sepanjang Juli 2020.
"Perkembangan syariah menujukkan tren yang positif. Ekonomi syariah punya daya tahan yang tinggi," ujar Wimboh dalam diskusi virtual, Senin (21/9/2020). (Baca juga: Bismillah, Industri Keuangan Syariah Siap Dukung Pemulihan Ekonomi )
Dia melanjutkan, kelembagaan syariah sudah cukup banyak. Masa pandemi ini jadi momentum kebangkitan ekonomi keuangan syariah. "Jadi kita dari kelembagaan sudah cukup banyak. Masa pandemi ini jadi momentum kebangkitan ekonomi keuangan syariah, dimana bisa mengambil peran besar dengan berbagai modalitas untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.
Dia menekankan jika Indonesia mempunyai basis yang kuat. Salah satunya, masyarakat Indonesia mempunyai basis religius sehingga bisa diberikan berbagai produk berbasis syariah. (Baca juga: Potensi Daerah Bisa Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional )
"Kita bisa memberikan produk-produk berbasis syariah mulai dari keuangan syariah, berbagai bentuk produk seperti makanan, pakaian, pariwisata, perhotelan, dan sebagainya. Ini luar biasa kita punya potensi demand yang besar," pungkasnya.
Rinciannya, 464 jumlah saham syariah di pasar modal dengan nilai Rp3.013 triliun. Sedangkan sukuk koperasi syariah berjumlah 145 dengan total Rp30 triliun, lalu reksa dana syariah mencapai 282 dengan nilai Rp63,52 trilun dan ada 66 sukuk negara yang mencapai Rp892,4 trilin. Adapun data ini sepanjang Juli 2020.
"Perkembangan syariah menujukkan tren yang positif. Ekonomi syariah punya daya tahan yang tinggi," ujar Wimboh dalam diskusi virtual, Senin (21/9/2020). (Baca juga: Bismillah, Industri Keuangan Syariah Siap Dukung Pemulihan Ekonomi )
Dia melanjutkan, kelembagaan syariah sudah cukup banyak. Masa pandemi ini jadi momentum kebangkitan ekonomi keuangan syariah. "Jadi kita dari kelembagaan sudah cukup banyak. Masa pandemi ini jadi momentum kebangkitan ekonomi keuangan syariah, dimana bisa mengambil peran besar dengan berbagai modalitas untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.
Dia menekankan jika Indonesia mempunyai basis yang kuat. Salah satunya, masyarakat Indonesia mempunyai basis religius sehingga bisa diberikan berbagai produk berbasis syariah. (Baca juga: Potensi Daerah Bisa Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional )
"Kita bisa memberikan produk-produk berbasis syariah mulai dari keuangan syariah, berbagai bentuk produk seperti makanan, pakaian, pariwisata, perhotelan, dan sebagainya. Ini luar biasa kita punya potensi demand yang besar," pungkasnya.
(ind)