Menteri ESDM Sebut Listrik Energi Bersih Masih 'Nyetrum' untuk Dimaksimalkan

Kamis, 24 September 2020 - 14:38 WIB
loading...
Menteri ESDM Sebut Listrik Energi Bersih Masih Nyetrum untuk Dimaksimalkan
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen mendorong pengembangan pembangkit berbasis energi bersih dalam penyediaan energi nasional ke depan. Rencananya, pemerintah akan menambahkan 16,7 giga watt (GW) dalam kurun waktu 10 tahun sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara 2019-2028.

"Ada beberapa tantangan pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) ini," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Jakarta, Kamis (24/9/2020). ( Baca juga:Jika Terbukti Melanggar, DPR Minta Izin Eksportir Benih Lobster Dicabut )

Menurut Arifin, tantangan pertama adalah keekonomian EBT yang dinilai masih belum kompetitif dibandingkan dengan harga pembangkit berbahan bakar fosil. "Harga EBT masih relatif lebih mahal dibandingkan pembangkit konvensional," tegasnya.

Kedua, sifat pembangkit yang masih intermittent (terjeda), seperti PLT Surya dan PLT Bayu, sehingga memerlukan kesiapan sistem untuk menjaga kontinuitas pasokan tenaga listrik.

Sebaliknya, pembangkit EBT yang least cost (ongkos rendah) dan faktor kapasitasnya bagus, seperti PLT air, PLT minihidro, dan PLT panas bumi, umumnya terletak di daerah konservasi yang jauh dari pusat beban. Tak pelak, membutuhkan waktu relatif lama dalam pembangunan, mulai dari perizinan, kendala geografis, hingga keadaan kahar (longsor).

Terakhir, Arifin menyampaikan, untuk bioenergi, pengembangan pembangkit biomassa maupun biogas memerlukan jaminan pasokan feedstock selama masa operasinya. ( Baca juga:Febri Diansyah Mengundurkan Diri dari KPK )

Ia meyakini Indonesia sebagai negara tropis sangat cocok dan punya potensi besar dalam mengembangkan EBT, terutama dari pemanfaatan energi matahari. Mengingat, penyinaran energi surya tersebut di Indonesia lebih panjang dibandingkan negara lainnya.

"Sangat bisa (mengandalkan energi surya), karena negara tropis. Penyinaran matahari lebih panjang dari negara lain," jelasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)