Consumer Banking 2021
loading...
A
A
A
Yuswohady
Managing Partner Inventure
Pandemi telah mengobrak-abrik perilaku konsumen di industri perbankan . Kombinasi krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis aktualisasi diri menimbulkan perubahan kebutuhan, perilaku, dan preferensi konsumen terhadap layanan perbankan.
Alhasil layanan perbankan perlu diredefinisi. Consumer banking journey berubah. Digital banking menjadi mainstream. Lalu bagaimana bankir bersaing di new banking landscape? (Baca: Indsutri Perbankan di Jatim Tumbuh Melambat)
Saya dan tim riset di Inventure melakukan analisis tiga faktor kunci yang akan memengaruhi industri perbankan, khususnya consumer banking, pada 2021. Tiga faktor itu adalah faktor perubahan lingkungan makro (changes), pergeseran perilaku konsumen (customer), dan gerak pelaku industri (competition). Dinamika ketiga faktor perubahan itu pada gilirannya akan memengaruhi karut-marut bisnis consumer banking pada 2021.
Untuk menyederhanakan analisis, saya menggambarkannya dalam bentuk tiga lapis lingkaran seperti terlihat pada bagan. Lingkaran luar adalah elemen changes, lingkaran tengah adalah elemen consumer, dan lingkaran dalam adalah elemen competition.
Saya tak akan menjelaskan keseluruhan elemen tersebut karena begitu banyak, tetapi akan saya pilih elemen-elemen perubahan yang krusial.
#1. Outer-Circle: Changes
Perubahan di tingkat makro meliputi perubahan ekonomi, politik, teknologi, regulasi, dan kebijakan pemerintah hingga perubahan sosial-budaya di masyarakat. (Baca juga: Orang Buta di Mata Imam Ahmad bin Hanbal)
Economic Recession
Faktor resesi ekonomi juga berdampak pada daya beli konsumen yang akan semakin turun. Penurunan daya beli masyarakat diakibatkan pendapatan yang menurun selama pandemi. Dampak bagi sektor perbankan ialah jumlah transaksi harian, penambahan tabungan, dan likuiditas pembayaran kredit yang akan semakin sulit di tengah kondisi yang tak menentu.
Managing Partner Inventure
Pandemi telah mengobrak-abrik perilaku konsumen di industri perbankan . Kombinasi krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis aktualisasi diri menimbulkan perubahan kebutuhan, perilaku, dan preferensi konsumen terhadap layanan perbankan.
Alhasil layanan perbankan perlu diredefinisi. Consumer banking journey berubah. Digital banking menjadi mainstream. Lalu bagaimana bankir bersaing di new banking landscape? (Baca: Indsutri Perbankan di Jatim Tumbuh Melambat)
Saya dan tim riset di Inventure melakukan analisis tiga faktor kunci yang akan memengaruhi industri perbankan, khususnya consumer banking, pada 2021. Tiga faktor itu adalah faktor perubahan lingkungan makro (changes), pergeseran perilaku konsumen (customer), dan gerak pelaku industri (competition). Dinamika ketiga faktor perubahan itu pada gilirannya akan memengaruhi karut-marut bisnis consumer banking pada 2021.
Untuk menyederhanakan analisis, saya menggambarkannya dalam bentuk tiga lapis lingkaran seperti terlihat pada bagan. Lingkaran luar adalah elemen changes, lingkaran tengah adalah elemen consumer, dan lingkaran dalam adalah elemen competition.
Saya tak akan menjelaskan keseluruhan elemen tersebut karena begitu banyak, tetapi akan saya pilih elemen-elemen perubahan yang krusial.
#1. Outer-Circle: Changes
Perubahan di tingkat makro meliputi perubahan ekonomi, politik, teknologi, regulasi, dan kebijakan pemerintah hingga perubahan sosial-budaya di masyarakat. (Baca juga: Orang Buta di Mata Imam Ahmad bin Hanbal)
Economic Recession
Faktor resesi ekonomi juga berdampak pada daya beli konsumen yang akan semakin turun. Penurunan daya beli masyarakat diakibatkan pendapatan yang menurun selama pandemi. Dampak bagi sektor perbankan ialah jumlah transaksi harian, penambahan tabungan, dan likuiditas pembayaran kredit yang akan semakin sulit di tengah kondisi yang tak menentu.