Bisnis Transportasi Darat Masih Butuh Penegakan Hukum Tegas di Lapangan

Kamis, 08 April 2021 - 22:00 WIB
loading...
Bisnis Transportasi Darat Masih Butuh Penegakan Hukum Tegas di Lapangan
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Penegakan hukum di sektor transportasi darat masih butuh banyak pembenahan lapangan. Persoalan ini, penting karena menyangkut kelangsungan bisnis para pengusaha otobus (PO) yang ada di Pulau Sumatera. Dalam roadshow Perpalz Goes to Sumatera, Pengusaha PO, Kurnia Lesani Adnan mengungkap permasalahan menonjol yang dialami para pengusaha PO.

“Ada beberapa persoalan yang menonjol selama tiga minggu perjalanan kami dimana kami juga mengunjungi sejumlah PO bus yang ada di Sumatra. Misalnya kondisi infrastruktur jalan yang rusak, keterbatasan bahan bakar solar, dahan pohon dan kabel listrik atau telpon yang terlalu rendah sehingga ‘nyangkut’ di atap bus hingga mobil plat hitam yang mengangkut penumpang umum,” ujar Kurnia, Host Perpalz TV yang memimpin perjalanan dikutip, Kamis (8/4/2021).



Dia menjelaskan, penegakkan hukum di transportasi darat diperlukan karena di lapangan banyak beroperasi mobil berplat hitam yang mengangkut penumpang umum.

Selain itu, banyak juga bus daerah lain yang beroperasi di wilayah-wilayah Sumatra. “Kalau kita lihat di terminal-terminal, banyak beroperasi bus berplat dari provinsi yang bukan dari Sumatra misalnya bus dari Jawa. Bus-bus itu melayani trayek di Sumatra, bukan trayek di tempat asalnya,” kata Sani.

Tidak hanya itu, permasalahan lain masih adanya perusahaan-perusahaan otobus yang sudah lama tidak terdengar, tiba-tiba muncul lagi dengan armada yang kondisi dan plat daerahnya beragam.

Walaupun pemerintah melarang masyarakat melakukan pergerakan, orang tetap bergerak dengan menggunakan angkutan lain yakni mobil plat hitam. Masyarakat menggunakan plat hitam agar tidak dirazia petugas.

“Kondisi seperti ini mengancam kelangsungan bisnis angkutan bus. PO yang diketahui sudah lama tidak aktif, tiba-tiba menggunakan bus dari Jawa untuk beroperasi di Sumatra. Lalu muncul lagi layanan travel yang menggunakan mobil MPV,” jelas Sani.

Masalah lain yang ditemui adalah infrastruktur jalan yang rusak, seperti jalan nasional Medan-Siantar-Parapat, padahal pariwisata di Parapat Sumatra Utara ini sangat bagus, begitu juga jalan dari Bangko Jambi ke Padang. Jalan rusak juga terjadi di jalan tol yang baru berumur satu tahun. Jalan yang terbuat dari beton itu terlihat pecah dan patah, seperti di jalan tol di Mesuji perbatasan Lampung menuju Sumatera Selatan.

Keterbatasan bio solar terjadi di sejumlah daerah seperti di SPBU rest area tol Lampung, di sejumlah SPBU arah ke Padang. Soal kabel listik/telpon dan pohon yang terlalu rendah sehingga ‘nyangkut’ di atap bus dan menyebabkan kabel putus juga terjadi di hampir setiap daerah yang dilalui, mulai dari Lampung sampai Medan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2096 seconds (0.1#10.140)