Investasi Sektor EBT Terus Meningkat

Rabu, 14 April 2021 - 06:35 WIB
loading...
A A A
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut Indika sedang melakukan upaya diversifikasi sebagai langkah menuju transisi energi dari fosil ke sektor energi yang lebih bersih.

"Kami berkomitmen menyediakan USD500 juta untuk investasi sampai lima tahun ke depan sambil kita melihat perkembangan yang ada," ujar Arsjad pada acara yang sama.

Dia menambahkan, salah satu fokus diversifikasi yang dimaksud adalah masuknya perseroan ke sektor bisnis energi baru terbarukan (EBT) serta investasi pada kendaraan listrik. Sebagai langkah awal, kata dia, Indika bersama Fourth Partner Energy membentuk perusahaan patungan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya. Perusahaan ini nantinya akan menyediakan solusi listrik tenaga surya terintegrasi.

Selain itu, dengan melihat tren kendaraan rendah emisi yang terus berkembang, Indika juga melirik sektor tersebut dengan membentuk anak usaha baru melalui bendera PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI).

“Aspek keekonomian EBT dan teknologi baterai (kendaraan listrik) semakin murah setiap tahun, hal ini dapat mengakselerasi pengembangan EBT,” kata Arsjad.

Pada kesempatan tersebut, Arsyad juga menerangkan bahwa perusahaannya terus membangun kompetensi di sepanjang rantai nilai komoditas batu bara, termasuk sumber daya energi, jasa energi dan infrastruktur energi.

“Fokus kami ke depan adalah mengembangan portofolio bisnis termasuk tambang emas, EBT, terminal bahan bakar, teknologi digital hingga kendaraan listrik,” kata pria yang akan maju sebagai calon Ketua Umum Kadin Indonesia itu.

Dia menyebutkan secara makro ada sejumlah tantangan dalam pengembangan sektor energi dan mineral di masa mendatang. Antara lain, di masa transisi menuju energi baru dan terbarukan harus ada objektif guna memastikan ketahanan dan kemandirian energi serta kontribusi pada isu perubahan iklim.

Sementara itu, pakar energi kelistrikan Iwa Garniwa pada diskusi yang sama menjelaskan bahwa ketahanan energi, kemandirian energi, dan kedaulatan energi memiliki tiga pengertian berbeda baik dalam substansi maupun objektifnya. Sehingga, diperlukan perumusan dan implementasi konsepsi kebijakan untuk mewujudkannya.

“Saya contohkan begini. Indonesia itu emisi karbon masih kecil sekitar 1,8%, namun Indonesia seolah-olah merasa perlu untuk segera melakukan transisi energi. Bagaimana mungkin dari 50% bauran energi dari PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) digantikan dengan renewable?” kata Iwa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2852 seconds (0.1#10.140)