Kementan Akan Lakukan Terobosan untuk Peningkatan Ekspor SBW
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) akan segera melakukan terobosan dalam mengupayakan ekspor Sarang Burung Walet (SBW) di Jawa Timur. Daerah ini memiliki potensi tinggi untuk ekspor SBW.
Sepanjang 2020, ekspor SBW dari Surabaya yang telah difasilitasi Ditjen PKH sebanyak 1.826 kali ekspor sarang burung walet dengan volumenya mencapai 245.387 ton. Komoditas ini utamanya diekspor ke China dengan harga per kilogram mencapai Rp40 juta.
"Kami harus lakukan langkah terobosan sesegera mungkin, karena ini menyumbang besar devisa negara kita," kata Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.
Dia memastikan, kendala yang ada akan diperbaiki agar sarang burung walet dapat menembus pasar internasional. Selain itu, pemerintah juga dipastikan akan hadir untuk mendampingi dan melakukan pembinaan kepada peternak SBW.
Terkait hal itu Nasrullah bersama Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menyempatkan untuk mengunjungi PT Husein Alam Indonesia di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gersik dan PT Surya Aviesta di Kertajaya Indah, Surabaya untuk mendengarkan dan melihat secara langsung dari peternak burung walet di Gresik.
"Menteri Pertanian, Pak Syahrul Yasin Limpo juga menginstruksikan untuk melaksanakan pengembangan dan pengawalan secara masif sarang burung walet indonesia sampai dengan proses ekspornya. Maka, kami tegaskan kami akan hadir untuk membantu dan mendukung pengembangan SBW di Indonesia secara masif," tuturnya.
Upaya yang dilakukan ini guna mendukung prediksi adanya peningkatan komoditas SBW tahun depan. Mengingat, saat ini ada beberapa perusahaan yang tengah melakukan asesmen agar bisa melakukan ekspor SBW ke Negeri Tirai Bambu.
Dirjen PKH menjelaskan, negara sasaran ekspor komoditas sarang burung walet asal Jawa Timur adalah China dan non-China. Rinciannya 80 persen China, sisanya 20 persen ke non-China.
Berdasarkan penelitian, sarang burung walet sangat diminati di luar negeri karena memiliki banyak kandungan yang sangat bagus untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Nasrullah mengatakan, pihaknya akan segera merencanakan dan mengembangkan secara masif dengan standar kualitas konsumen. Seiring dengan itu akan membuat cetak biru kualitas sarang burung walet, salah satunya dengan memulai program super prioritas percepatan 1.000 desa walet.
Sepanjang 2020, ekspor SBW dari Surabaya yang telah difasilitasi Ditjen PKH sebanyak 1.826 kali ekspor sarang burung walet dengan volumenya mencapai 245.387 ton. Komoditas ini utamanya diekspor ke China dengan harga per kilogram mencapai Rp40 juta.
"Kami harus lakukan langkah terobosan sesegera mungkin, karena ini menyumbang besar devisa negara kita," kata Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.
Dia memastikan, kendala yang ada akan diperbaiki agar sarang burung walet dapat menembus pasar internasional. Selain itu, pemerintah juga dipastikan akan hadir untuk mendampingi dan melakukan pembinaan kepada peternak SBW.
Terkait hal itu Nasrullah bersama Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menyempatkan untuk mengunjungi PT Husein Alam Indonesia di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gersik dan PT Surya Aviesta di Kertajaya Indah, Surabaya untuk mendengarkan dan melihat secara langsung dari peternak burung walet di Gresik.
"Menteri Pertanian, Pak Syahrul Yasin Limpo juga menginstruksikan untuk melaksanakan pengembangan dan pengawalan secara masif sarang burung walet indonesia sampai dengan proses ekspornya. Maka, kami tegaskan kami akan hadir untuk membantu dan mendukung pengembangan SBW di Indonesia secara masif," tuturnya.
Upaya yang dilakukan ini guna mendukung prediksi adanya peningkatan komoditas SBW tahun depan. Mengingat, saat ini ada beberapa perusahaan yang tengah melakukan asesmen agar bisa melakukan ekspor SBW ke Negeri Tirai Bambu.
Dirjen PKH menjelaskan, negara sasaran ekspor komoditas sarang burung walet asal Jawa Timur adalah China dan non-China. Rinciannya 80 persen China, sisanya 20 persen ke non-China.
Berdasarkan penelitian, sarang burung walet sangat diminati di luar negeri karena memiliki banyak kandungan yang sangat bagus untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Nasrullah mengatakan, pihaknya akan segera merencanakan dan mengembangkan secara masif dengan standar kualitas konsumen. Seiring dengan itu akan membuat cetak biru kualitas sarang burung walet, salah satunya dengan memulai program super prioritas percepatan 1.000 desa walet.