Kegiatan Ekonomi Dibatasi, Ini Konsekuensinya Jika PPKM Diperpanjang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berlevel akan berakhir pada esok Senin (2/8). Masyarakat pun bertanya-tanya apakah kebijakan pembatasan untuk menekan angka Covid-19 itu akan diperpanjang atau tidak.
Jika menilik ke belakang di awal pandemi, banyak yang terang-terangan menolak diberlakukan penguncian atau lockdown, yang lantas diganti dengan istilah pembatasan mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga PPKM.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, setidaknya terdapat alasan tertentu yang menjadi dasar pemerintah memilih untuk menerapkan PPKM dibanding lockdown seperti negara lain.
"Jadi memang sempat ada perdebatan, tetapi esensinya yang terjadi dari keduanya adalah pembatasan kegiatan ekonomi," ungkap Suahasil dikutip MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (1/8/2021).
Terpisah, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, jika PPKM diperpanjang, kemungkinan terburuk pertumbuhan ekonomi 2021 bakal minus.
Dia memperkirakan kontraksi di kisaran minus 0,5% sampai 2%. Hal ini mengingat pemulihan ekonomi masih melambat selama pandemi masih bergulir. "Kemungkinan terburuk masih akan terjadi resesi di 2021," tukasnya.
Untuk itu, Bhima mengatakan pemulihan ekonomi tahun ini waktunya tidak banyak. Maka, pemulihan ekonomi tergantung seberapa cepat realisasi anggaran belanja pemerintah di sisa kuartal ke III dan IV dan tentu vaksinasi juga harus dipercepat. "Jika PPKM berlanjut di kuartal IV tentu seluruh variabel ekonomi akan melemah khususnya konsumsi rumah tangga dan investasi," jelas dia.
Jika menilik ke belakang di awal pandemi, banyak yang terang-terangan menolak diberlakukan penguncian atau lockdown, yang lantas diganti dengan istilah pembatasan mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga PPKM.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, setidaknya terdapat alasan tertentu yang menjadi dasar pemerintah memilih untuk menerapkan PPKM dibanding lockdown seperti negara lain.
"Jadi memang sempat ada perdebatan, tetapi esensinya yang terjadi dari keduanya adalah pembatasan kegiatan ekonomi," ungkap Suahasil dikutip MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (1/8/2021).
Terpisah, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, jika PPKM diperpanjang, kemungkinan terburuk pertumbuhan ekonomi 2021 bakal minus.
Dia memperkirakan kontraksi di kisaran minus 0,5% sampai 2%. Hal ini mengingat pemulihan ekonomi masih melambat selama pandemi masih bergulir. "Kemungkinan terburuk masih akan terjadi resesi di 2021," tukasnya.
Untuk itu, Bhima mengatakan pemulihan ekonomi tahun ini waktunya tidak banyak. Maka, pemulihan ekonomi tergantung seberapa cepat realisasi anggaran belanja pemerintah di sisa kuartal ke III dan IV dan tentu vaksinasi juga harus dipercepat. "Jika PPKM berlanjut di kuartal IV tentu seluruh variabel ekonomi akan melemah khususnya konsumsi rumah tangga dan investasi," jelas dia.
(ind)