Skandal BLBI Mencuat Lagi, Ini Profil Tommy Soeharto
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto kembali diperbincangkan. Hal ini menyusul surat panggilan dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) terhadap putra bungsu presiden RI ke-2, Soeharto.
Pemanggilan Tommy terkait tunggakan utang ke negara yang mencapai Rp2,6 triliun. Lantas, seperti apa sepak terjang Tommy Soeharto selama ini? Litbang MNC Portal Indonesia (MPI) pun menelusuri rekam jejak dan profilnya.
Tommy lahir pada 15 Juli 1962. Nama tengahnya, “Mandala”, diambil dari nama operasi militer Indonesia, Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Dalam autobiografinya, Soeharto menulis bahwa nama tengah Tommy merupakan pengingat operasi Mandala saat mengusir Belanda dari wilayah Nugini Belanda (Papua Barat).
Tommy tercatat pernah masuk ke Akademi Penerbangan Sipil. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Amerika Serikat. Namun, Tommy kembali ke Indonesia sebelum menyelesaikan pendidikannya tersebut.
Karier Tommy Soeharto di dunia bisnis dimulai sejak dia berusia 22 tahun. Saat itu dia mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama Humpuss Group. Tak lama setelah didirikan, perusahaan tersebut tercatat telah memiliki 20 anak perusahaan.
Pada tahun 1985, Tommy membeli 65% saham Perta Oil Marketing yang merupakan anak perusahaan Pertamina. Kemudian, tahun 1989 Tommy dan rekan bisnisnya membeli PT Sempati Air Transport yang bangkrut pada 1998.
Selama perjalanan bisnisnya, banyak bidang usaha yang telah digeluti oleh Tommy. Mulai dari pembangunan jalan tol sampai pembuatan mobil nasional, Mobil Timor.
Tommy juga diketahui aktif di dunia politik. Bersama kakak-kakaknya, Tommy bergabung dengan Golkar, partai politik terbesar pada rezim Soeharto. Sepak terjangnya di dunia politik mulai redup pasca lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan pada Mei 1998.
Wajah Tommy kembali menghiasi dunia politik Tanah Air pada 2009. Saat itu, Tommy maju sebagai calon ketua partai Golkar dalam musyawarah nasional partai di Riau. Sayangnya, Tommy kalah dari pengusaha Aburizal Bakrie.
Pada Juli 2016, Tommy mendirikan Partai Berkarya dengan menggabungkan Partai Beringin Karya dengan Partai Nasional Republik. Partai baru ini mendapat izin pemerintah pada Oktober 2016. Partai Berkarya juga menggunakan logo pohon beringin dan warna kuning khas Golkar.
Pemanggilan Tommy terkait tunggakan utang ke negara yang mencapai Rp2,6 triliun. Lantas, seperti apa sepak terjang Tommy Soeharto selama ini? Litbang MNC Portal Indonesia (MPI) pun menelusuri rekam jejak dan profilnya.
Tommy lahir pada 15 Juli 1962. Nama tengahnya, “Mandala”, diambil dari nama operasi militer Indonesia, Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Dalam autobiografinya, Soeharto menulis bahwa nama tengah Tommy merupakan pengingat operasi Mandala saat mengusir Belanda dari wilayah Nugini Belanda (Papua Barat).
Tommy tercatat pernah masuk ke Akademi Penerbangan Sipil. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Amerika Serikat. Namun, Tommy kembali ke Indonesia sebelum menyelesaikan pendidikannya tersebut.
Karier Tommy Soeharto di dunia bisnis dimulai sejak dia berusia 22 tahun. Saat itu dia mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama Humpuss Group. Tak lama setelah didirikan, perusahaan tersebut tercatat telah memiliki 20 anak perusahaan.
Pada tahun 1985, Tommy membeli 65% saham Perta Oil Marketing yang merupakan anak perusahaan Pertamina. Kemudian, tahun 1989 Tommy dan rekan bisnisnya membeli PT Sempati Air Transport yang bangkrut pada 1998.
Selama perjalanan bisnisnya, banyak bidang usaha yang telah digeluti oleh Tommy. Mulai dari pembangunan jalan tol sampai pembuatan mobil nasional, Mobil Timor.
Tommy juga diketahui aktif di dunia politik. Bersama kakak-kakaknya, Tommy bergabung dengan Golkar, partai politik terbesar pada rezim Soeharto. Sepak terjangnya di dunia politik mulai redup pasca lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan pada Mei 1998.
Wajah Tommy kembali menghiasi dunia politik Tanah Air pada 2009. Saat itu, Tommy maju sebagai calon ketua partai Golkar dalam musyawarah nasional partai di Riau. Sayangnya, Tommy kalah dari pengusaha Aburizal Bakrie.
Pada Juli 2016, Tommy mendirikan Partai Berkarya dengan menggabungkan Partai Beringin Karya dengan Partai Nasional Republik. Partai baru ini mendapat izin pemerintah pada Oktober 2016. Partai Berkarya juga menggunakan logo pohon beringin dan warna kuning khas Golkar.
(ind)