Serius Kembangkan Wisata Ramah Muslim, Ini Strategi Korea

Rabu, 03 November 2021 - 23:42 WIB
loading...
Serius Kembangkan Wisata Ramah Muslim, Ini Strategi Korea
Korea kian serius mengembangkan wisata ramah muslim. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pariwisata halal alias wisata ramah muslim memiliki prospek sangat menjanjikan. Tak ayal, banyak negara serius mengembangkan wisata halal, termasuk negara-negara yang bukan anggota Organisasi Kerja Islam (OKI) seperti Korea Selatan.

Mengutip laporan Mastercard Crescentrating Global Travel Market Index (GMTI) 2019, pada 2026 diprediksi akan ada 230 juta wisatawan muslim secara global atau naik dari tahun 2018 yang hanya sekitar 140 juta.

Tak kalah menggiurkan, Global Islamic Economy Report menyebut perputaran uang dari wisata halal dunia diprediksi meningkat dari USD177 miliar pada 2017 menjadi USD274 miliar pada 2023, meskipun dengan catatan bahwa proyeksi tersebut dibuat sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Korea Selatan (Korsel) yang selama pandemi Covid-19 justru kian mengguncang dunia dengan K-Pop dan K-Drama juga kian serius menggarap pasar wisata halal.

Meski bukan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Korea termasuk negara yang aman dan nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan muslim.

Restoran bersertifikat halal dan ramah muslim sudah banyak bermunculan di kota-kota besar dan mudah ditemukan. Selain itu, fasilitas ibadah seperti masjid dan mushola pun dapat ditemui di tujuan wisata, contohnya adalah musala di pusat perbelanjaan COEX Mall, Gangnam.



Upaya dan keseriusan pemerintah Korea dalam mengembangkan wisata ramah muslim ini kian meningkatkan reputasi Korea sebagai tujuan wisata ramah muslim.

Menurut laporan GMTI 2019, Korea telah menduduki peringkat ke-8 di antara tujuan-tujuan wisata di luar negara OKI. Pencapaian tersebut terwujud sejalan dengan jumlah kunjungan wisatawan muslim ke Negeri Ginseng yang diperkirakan menembus 1 juta untuk pertama kalinya pada 2019 lalu.

Tak hanya berbenah di dalam negeri, Korea juga gencar mempromosikan wisata ramah muslim di luar negaranya, terutama di Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Setiap tahun, Korean Tourism Organization (KTO) rutin menggelar kampanye Muslim Friendly Korea yang senantiasa menyedot perhatian ribuan pengunjung. Lantaran masih pandemi, ajang tersebut pada tahun ini digelar secara daring selama tiga hari (29-31 Oktober 2021).

Direktur KTO Jakarta Yang Su Bae mengatakan, kampanye Muslim Friendly Korea di Indonesia sangat signifikan karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. "Secara otomatis, hal itu membuat Indonesia menjadi target pasar wisata muslim terbesar bagi Korea,” ujarnya, dikutip Rabu (3/11/2021).



Dia pun berharap masyarakat Indonesia tetap ingat Korea sebagai destinasi pariwisata yang ramah bagi wisatawan muslim. "Sehingga Korea bisa dijadikan tujuan pertama bagi wisatawan Indonesia untuk liburan setelah pariwisata internasional kembali membaik," ucapnya.

Mengusung tema “Sebelum Ke Sana, Kita Ketemu di Sini”, KTO ingin masyarakat dapat mengetahui informasi penting dalam mempersiapkan perjalanan mereka ke Korea setelah pandemi mereda.

Digelar secara virtual, Muslim Friendly Korea Festival menyajikan pilihan menu mulai dari budaya, fashion, makanan, destinasi antimainstream, hallyu dan wellness, tentunya yang ramah bagi wisatawan muslim.

"Di Seoul tadinya agak susah cari restoran vegan dan ramah muslim, tapi sekarang bahkan ada aplikasi dan website-nya. Sebagian besar tempat wisata pasti menyediakan pilihan menu untuk orang muslim. Di daerah Gangnam juga banyak dan lengkap makanan untuk muslim juga," ungkap Han Yoo Ra, Youtuber dan influencer asal Korea yang pernah tinggal di Indonesia.



Terpisah, pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rahmi Fitriyanti mengatakan, Korea menggunakan K-Pop sebagai strategi soft diplomacy-nya dalam penyebaran budaya di Indonesia, di mana budaya tersebut membuat orang Indonesia ingin sekali datang langsung ke Korea. Belum lagi banyak drama Korea yang berhasil memikat fans fanatiknya untuk bisa membeli produk kecantikan dan mencoba makanan Korea seperti kimchi.

"Jumlah kunjungan wisatawan Indonesia yang ke Korea pada 2018 sebanyak 249.000, meningkat dibanding tahun sebelumnya. Sebaliknya, wisatawan Korea yang ke Indonesia menurun. Untuk itu, kita harus belajar dari Korea dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia, bukan hanya ke Bali tapi juga destinasi wisata menarik lainnya," paparnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1656 seconds (0.1#10.140)