Perang Ukraina Bisa Bikin Harga Batu Bara Memanas hingga USD500 per Ton

Minggu, 13 Maret 2022 - 20:08 WIB
loading...
A A A
Jika sanksi terhadap perdagangan batu bara dengan Rusia berlanjut atau ada gangguan pada transportasi kereta api dan pelabuhan Rusia, maka langit adalah batasnya. Produsen dan pedagang melaporkan bahwa pembeli sudah mulai beralih dari batu bara Rusia baik di pasar Atlantik dan Pasifik.

Dan ancaman peningkatan permintaan, namun kurangnya pasokan yang tersedia bisa menimbulkan gejolak pasar. Dalam seminggu terakhir, harga batu bara di Eropa dan Pasifik telah mengalami lompatan besar.

Sebagai tanda betapa ketat dan gugupnya pasar, perdagangan fisik batu bara Newcastle FOB (6.000 kkal) dilaporkan minggu lalu di USD400 per ton.



Jika pasokan dari Rusia berhenti akibat perang, dunia akan kurang lebih akan kehilangan 17% pasokannya. Adapun, sanksi yang diterima Rusia mempengaruhi suplai batu bara dunia. Meskipun demikian, hantaman terbesar dirasakan Eropa karena harga gas alam meroket membuat batu bara jadi alternatif.

Sementara itu Jerman berencana untuk memperpanjang penggunaan batu bara untuk sumber energi mereka sebagai pengganti energi gas/minyak dari Rusia. Polandia adalah produsen batu bara terbesar yang tersisa di Eropa dan sekitar 70% dari total pembangkit listrik mereka bersumber dari batu bara.

Produksi batu bara Polandia naik sedikit pada tahun 2021, dimana negara ini memproduksi 52 juta ton lignit (batubara coklat), naik 13% secara year to year, dan 55 juta ton batu bara keras atau meningkat 1%.

Namun, tren produksi jangka panjang mereka menurun dan sementara Polandia mengekspor beberapa batu bara termal dan kokas ke negara-negara Uni Eropa tetangga. Ia juga telah meningkatkan impor batu bara termal kualitas tinggi dari Rusia karena umumnya lebih murah daripada produksi lokal.

Salah satu tempat pertama yang akan dihubungi pembeli adalah pemasok dari Kolombia dan Afrika Selatan. Produksi batu bara Kolombia yang hampir semuanya diekspor, pulih pada 2021 menyusul penurunan besar pada 2020 karena Covid-19 dan perselisihan industri selama tiga bulan di Cerrejon.

Sedangkan produksi batu bara AS saat ini mengalami kebangkitan setelah beberapa tahun menurun, didorong oleh permintaan batu bara yang kuat dan peningkatan harga, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1811 seconds (0.1#10.140)