Cuap Berbuah Cuan

Rabu, 01 Juli 2020 - 06:25 WIB
loading...
Cuap Berbuah Cuan
Foto/Koran SINDO
A A A
LONDON - Kedudukan dan situasi terbatas seperti saat pandemi Covid-19 saat ini jangan lantas menjadi alasan orang untuk malas. Keterbatasan bagi sebagian orang justru dijadikan momentum untuk melompat menuju kehidupan lebih terhormat. Banyak orang berhasil melakukannya, termasuk mereka yang memilih pindah jalur profesi menjadi pembicara.

Menjadi pembicara konferensi seminar atau ceramah bukanlah hal mudah. Namun, bagi mereka yang berhasil menapakinya, setiap hari mendatangkan rezeki yang berlimpah. Tak hanya puluhan juta, bayaran mereka hanya dalam hitungan jam bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Bahkan selepas menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2017 silam, Barack Obama kini lebih banyak waktunya diisi menjadi pembicara konferensi dan menulis buku. Bayaran Obama satu kali berbicara ditaksir mencapai Rp1,5 miliar. Istrinya, Michele Obama, juga makin aktif menjadi pembicara di berbagai tempat.

Kesuksesan Obama membuat banyak orang terinspirasi untuk mengikuti jejaknya. Baru-baru ini, Pangeran Kerajaan Inggris Harry dan istrinya, Meghan Markle, mendaftarkan diri sebagai klien Harry Walker Agency, perusahaan penyalur pembicara ternama di Amerika Serikat (AS). (Baca: Angkatan Laut Israel Tembaki Nelayan Gaza, Dipaksa Kembali ke Pantai)

Sejak 20 Januari 2020 lalu, keduanya resmi meninggalkan Istana Kerajaan Inggris dan memutuskan hidup lebih mandiri. Namun, sejauh ini jadwal seminar mereka belum banyak diketahui publik. Tapi, keputusan Harry dan Meghan menjadi pembicara bulat karena mereka berharap dapat menghasilkan uang sendiri ketimbang di istana kerajaan yang hakikatnya disumbang oleh rakyat.

Dilansir LA Times, Harry dan Meghan akan berbicara terkait isu keadilan ras, kesetaraan gender, lingkungan, dan kesehatan mental. Ahli hubungan masyarakat (humas) Mark Borkowski mengatakan, keputusan Harry dan Meghan sudah tepat. Namun, keduanya disarankan untuk mempelajari isu-isu tersebut lebih dalam.

“Saya sebenarnya berharap keduanya mengambil keputusan ini lebih cepat. Pembicara akan menjadi salah satu pendapatan terbesar bagi mereka. Selain itu, lingkungannya lebih aman,” ujar Borkowski, dilansir Dailymail.

Harry Walker Agency merupakan agen dengan sederetan pembicara ternama di AS. Beberapa di antaranya mantan Presiden AS 1993-2001 Bill Clinton, mantan Presiden 2009-2017 AS Barack Obama, host Oprah Winfrey, petenis Serena Williams, aktor Tyler Perry dan ahli antropologi-primatologi Jane Goodall.

Harry dan Meghan sebelumnya bertemu Obama dan berdiskusi tentang bagaimana mantan Presiden AS itu dapat membangun kehidupan setelah keluar dari Gedung Putih. Keduanya ingin mengetahui bagaimana Obama dapat sukses tanpa mencederai nama baik setelah karier politiknya berakhir. Bahkan, Harry dan Meghan memandang Obama lebih sukses daripada saat masih menjabat sebagai presiden, termasuk Michele Obama.

Pengamat Kerajaan Inggris, Omid Scobie, mengakui keputusan Harry dan Meghan menjadi pembicara tidak terlepas dari saran Obama. Hubungan Harry dan Obama terjalin erat sejak masa lalu. Mereka pernah bertemu dalam berbagai program, termasuk militer dan kemanusiaan. (Baca juga: Pajak Sepeda, Lebih Banyak Mudrat Dibanding Manfaatnya)

Meghan juga pernah memuji Michele Obama. “Ibu Michele Obama merupakan sosok publik yang dihormati di dunia. Apa pun latar belakangnya, rasanya mudah sekali terhubung dengan beliau,” kata Meghan.

Obama mulai menjadi pembicara setelah masa jabatan kepresidenannya habis pada Januari 2017. Dia dapat meraup hingga USD400.000 (Rp1,5 miliar) dalam satu kali seminar. Pada akhir 2017, dia juga diundang perusahaan layanan keuangan Cantor Fitzgerald LP yang memiliki jaringan afiliasi dengan Wall Street Bank.

Saat di Universitas Chicago, Obama menegaskan pentingnya penyusunan organisasi secara rapi. Dia juga menyarankan agar jabatan dan uang tidak dikejar secara buta, tapi harus dibarengi dengan niat baik. “Saya bisa sukses di dunia politik karena orang-orang percaya nilai hidup saya tidak berseberangan dengan mereka,” katanya.

Obama tidak dilahirkan di lingkungan keluarga kaya raya. Sebagian besar hartanya juga tidak bersumber dari jabatannya sebagai presiden, melainkan dari penjualan buku, termasuk buku terpopulernya, Dreams from My Father. Bersama istrinya, Michelle, Obama juga menyepakati kontrak penulisan dua buku biografi senilai USD60 juta. (Baca juga: KAI Tagih Utang ke Pemerintah Rp258,87 Miliar)

Obama dan keluarganya kini tinggal di Washington, di dekat orang-orang kaya. Rumahnya dikelilingi para duta besar (dubes), eksekutif, dan elite politik lain. Di sana dia menyewa sebuah rumah seluas 8.200 kaki persegi dengan sembilan kamar. Rumahnya itu ditaksir mencapai USD6 juta dengan biaya sewa sekitar USD22.000 per bulan.

Pengalaman Pribadi Lebih Kuat

Kemampuan berbicara tentang pengalaman, motivasi, dan keahlian memang bisa jadi ladang uang bagi orang-orang tertentu. Mereka bisa dibayar puluhan juta untuk mengisi acara dengan durasi 1-3 jam. Motivator terkemuka nasional, Andrie Wongso, mengatakan, setiap orang yang menjadi pembicara memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Namun, syarat utamanya adalah harus sudah memiliki apa yang dibicarakan kepada audiens. “O, mengertinya bidang keuangan ya bicara keuangan. Ngerti soal politik ya bicara politik. Saya bicara motivasi, bicara tentang spirit, dan yang saya alami,” ujarnya kemarin.

Lelaki kelahiran 1954 ini mengaku awalnya tidak memiliki keinginan untuk menjadi pembicara ataupun motivator. Andrie muda awalnya nekat “angkat koper” dari kampung halamannya di Malang ke Jakarta untuk mencari peruntungan. Kemiskinan dan putus sekolah dijadikan sebuah energi untuk mengejar kesuksesan. Meski demikian, dia bercita-cita jadi bintang film dan pengusaha. Keduanya kini sudah tercapai lewat kerja keras yang dilakukannya. (Baca juga: DPR Minta BPK Awasi Penggunaan Dana Covid-19)

Dia masih mengingat perjuangan berwirausaha dengan modal yang minim. Perlahan bisa menggunakan sepeda motor dan akhirnya sukses. Pada saat krisis moneter 1997-1998, Andrie justru kebanjiran rezeki dengan diundang jadi pembicara di perusahaan-perusahaan. “Mungkin awalnya iseng-iseng atau sudah waktunya, di situ saya (awal) jadi motivator dan pembicara. Sharing apa yang sudah saya jalani. Bagaimana bisa sukses, kepercayaan diri, ulet, komunikasi, dan sebagainya,” tuturnya.

Dia mengakui di Amerika muncul fenomena orang ingin mendapatkan kehidupan yang lebih bagus. Namun, orang-orang yang dimunculkan sebagai pembicara belum tentu sudah berpengalaman, tapi memiliki kepandaian.

Andrie mengungkapkan, saat ini bayarannya untuk mengisi acara berdurasi dua jam mencapai Rp75 juta. Dia mengklaim ada perbedaan kualitas yang jauh antara pembicara yang dicetak dengan yang alami. “Saya pribadi berangkat bukan mencari makan, tapi ada proses sampai jadi profesional,” katanya.

Sementara itu, entrepreneur, influencer, sekaligus educator Merry Riana menilai, tarif atau honor seorang pembicara atau motivator kelas dunia yang terbilang besar atau mahal merupakan hal wajar karena apa yang dibagikan kepada publik berdasarkan pada pengalaman. (Lihat videonya: Lima rumah Warga Terseret Longsor di Palopo)

Untuk menjadi seorang motivator atau pembicara profesional, menurut Merry, bukan hanya karena kemampuan berkomunikasi saja, tetapi yang terpenting adakah kredibilitasnya.

“Apakah dia mengerjakan apa yang diucapkan? Contohnya, Jack Ma (pendiri Alibaba) bukan sosok jago berkomunikasi, tapi karena punya pengalaman dan track record yang bagus, ketika dia berbicara pun akan membuat orang terinspirasi,” ujarnya. (Muh Shamil/F W Bahtiar/Faorick Pakpahan)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1796 seconds (0.1#10.140)