Menimbang Untung-Rugi Jika Indonesia Beli Minyak dari Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rusia masih dihujani sanksi internasional imbas invasi ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu. Akibatnya, Negeri Beruang Merah tidak bisa melakukan transaksi perdagangan internasional dengan normal.
Salah satu dampak dari sanksi internasional ini adalah terpangkasnya harga minyak mentah Rusia. Terkait hal itu, Indonesia berencana untuk membeli minyak mentah dari Rusia. Rencana tersebut sempat diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Meski begitu, pemerintah masih mempertimbangkan dan belum sampai pada keputusan final. Di sisi lain, ada konsekuensi yang harus siap dihadapi jika rencana tersebut jadi dijalankan.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah melihat bahwa jika Indonesia membeli minyak mentah dari Rusia akan mendapatkan kritikan dari negara-negara G7.
Sebagai catatan, negara G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis. Adapun Indonesia hadir sebagai negara mitra G7.
Menurut Teuku, langkah Indonesia membeli minyak Rusia dapat membuat negara G7 menolak produk-produk asal RI sehingga memperlemah ekonomi nasional dan mempersulit pencarian pasar baru.
"Negara G7 dan sekutu global mereka akan menganggap RI merapat ke Rusia dan mengingkari Resolusi Majelis Umum PBB, di mana RI setuju bahwa Rusia melanggar kedaulatan Ukraina," kata Rezasyah saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu, (27/8/2022).
Dia membeberkan, jika sebaliknya dilakukan, maka Indonesia akan mendapatkan penghormatan dari Rusia dan negara-negara anggota BRICS.
BRICS adalah akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat.
Rezasyah melanjutkan, jika Indonesia tetap berencana membeli minyak dari Rusia, hal itu akan menguntungkan Indonesia dari segi kualitas dan harga.
"Pembelian minyak dari Rusia sebenarnya menguntungkan RI karena kualitas minyak tersebut amat baik dan harganya bersaing. Juga, terbuka kemungkinan RI mendapat harga yang lebih kompetitif," tuturnya.
Selain itu, menurut dia, membeli minyak dari Rusia secara langsung dan tanpa melalui negara ketiga berpotensi menstabilkan harga BBM di dalam negeri dan mempertahankan stabilitas ekonomi.
Salah satu dampak dari sanksi internasional ini adalah terpangkasnya harga minyak mentah Rusia. Terkait hal itu, Indonesia berencana untuk membeli minyak mentah dari Rusia. Rencana tersebut sempat diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Meski begitu, pemerintah masih mempertimbangkan dan belum sampai pada keputusan final. Di sisi lain, ada konsekuensi yang harus siap dihadapi jika rencana tersebut jadi dijalankan.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad) Teuku Rezasyah melihat bahwa jika Indonesia membeli minyak mentah dari Rusia akan mendapatkan kritikan dari negara-negara G7.
Sebagai catatan, negara G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis. Adapun Indonesia hadir sebagai negara mitra G7.
Menurut Teuku, langkah Indonesia membeli minyak Rusia dapat membuat negara G7 menolak produk-produk asal RI sehingga memperlemah ekonomi nasional dan mempersulit pencarian pasar baru.
"Negara G7 dan sekutu global mereka akan menganggap RI merapat ke Rusia dan mengingkari Resolusi Majelis Umum PBB, di mana RI setuju bahwa Rusia melanggar kedaulatan Ukraina," kata Rezasyah saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu, (27/8/2022).
Dia membeberkan, jika sebaliknya dilakukan, maka Indonesia akan mendapatkan penghormatan dari Rusia dan negara-negara anggota BRICS.
BRICS adalah akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat.
Rezasyah melanjutkan, jika Indonesia tetap berencana membeli minyak dari Rusia, hal itu akan menguntungkan Indonesia dari segi kualitas dan harga.
"Pembelian minyak dari Rusia sebenarnya menguntungkan RI karena kualitas minyak tersebut amat baik dan harganya bersaing. Juga, terbuka kemungkinan RI mendapat harga yang lebih kompetitif," tuturnya.
Selain itu, menurut dia, membeli minyak dari Rusia secara langsung dan tanpa melalui negara ketiga berpotensi menstabilkan harga BBM di dalam negeri dan mempertahankan stabilitas ekonomi.
(ind)