Harga Minyak Mentah Melemah, Pasar Menanti Pertemuan OPEC Pekan Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia merosot pada perdagangan hari ini, Jumat (30/9/2022) di tengah sentimen kekhawatiran adanya penurunan permintaan menjelang pertemuan organisasi pengekspor minyak bumi ( OPEC ) pada pekan depan.
Data perdagangan hingga pukul 09:56 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember koreksi 0,22% menjadi USD86,99 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember melemah 0,14% sebesar USD80,31 per barel.
Penurunan harga juga didukung oleh melonjaknya nilai mata uang dolar Amerika Serikat (USD) yang membuat harga minyak yang ditransaksikan menggunakan dolar menjadi lebih mahal, sehingga dikhawatirkan mengurangi permintaan di pasaran.
Sejumlah analis menilai pasar minyak tengah menanti dampak dari kebijakan Uni Eropa yang melakukan embargo atas minyak Rusia per 5 Desember mendatang. Demi menjaga fluktuasi harga, OPEC diharapkan mampu mengelola pasokan sesuai harapan, mengingat beberapa waktu lalu organisasi tersebut berjanji bakal menjaga stabilitas harga di pasar.
Selain itu, tren suku bunga yang tinggi membuat pertumbuhan global melambat. Hal ini dikhawatirkan dapat turut serta mengurangi permintaan bahan bakar.
"Pada dasarnya, saya masih berpikir harga kemungkinan akan bergerak lebih tinggi karena pengetatan sanksi Rusia, persediaan minyak mentah global yang rendah, dan cadangan AS yang merosot," kata Analis National Australia Bank, Baden Moore, dilansir Reuters, Jumat (30/9/2022).
Sebagai catatan, sejumlah anggota utama OPEC dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+, telah mulai membahas pengurangan produksi menjelang pertemuan mereka pada hari Rabu depan. Dalam hal ini, terdapat saran dari Rusia agar pasokan minyak dipangkas hingga 1 juta barel per hari.
"Saya berharap OPEC dalam posisi yang baik untuk mengelola pasokan untuk mengimbangi risiko permintaan," lanjutnya.
Data perdagangan hingga pukul 09:56 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember koreksi 0,22% menjadi USD86,99 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember melemah 0,14% sebesar USD80,31 per barel.
Penurunan harga juga didukung oleh melonjaknya nilai mata uang dolar Amerika Serikat (USD) yang membuat harga minyak yang ditransaksikan menggunakan dolar menjadi lebih mahal, sehingga dikhawatirkan mengurangi permintaan di pasaran.
Sejumlah analis menilai pasar minyak tengah menanti dampak dari kebijakan Uni Eropa yang melakukan embargo atas minyak Rusia per 5 Desember mendatang. Demi menjaga fluktuasi harga, OPEC diharapkan mampu mengelola pasokan sesuai harapan, mengingat beberapa waktu lalu organisasi tersebut berjanji bakal menjaga stabilitas harga di pasar.
Selain itu, tren suku bunga yang tinggi membuat pertumbuhan global melambat. Hal ini dikhawatirkan dapat turut serta mengurangi permintaan bahan bakar.
"Pada dasarnya, saya masih berpikir harga kemungkinan akan bergerak lebih tinggi karena pengetatan sanksi Rusia, persediaan minyak mentah global yang rendah, dan cadangan AS yang merosot," kata Analis National Australia Bank, Baden Moore, dilansir Reuters, Jumat (30/9/2022).
Sebagai catatan, sejumlah anggota utama OPEC dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+, telah mulai membahas pengurangan produksi menjelang pertemuan mereka pada hari Rabu depan. Dalam hal ini, terdapat saran dari Rusia agar pasokan minyak dipangkas hingga 1 juta barel per hari.
"Saya berharap OPEC dalam posisi yang baik untuk mengelola pasokan untuk mengimbangi risiko permintaan," lanjutnya.
(akr)