Langit Eropa Terganggu Imbas Perang Rusia Ukraina, Banyak Penerbangan Delay

Kamis, 13 Oktober 2022 - 11:03 WIB
loading...
Langit Eropa Terganggu...
Wilayah udara Ukraina seperti diketahui telah ditutup sejak Februari 2022, lalu karena invasi Rusia. Maskapai penerbangan juga menekankan, ketatnya pasar tenaga kerja membuat perekrutan staf menjadi cukup sulit. Foto/Dok
A A A
BRUSELLS - Maskapai, EasyJet memperingatkan bahwa penutupan wilayah udara Ukraina dapat terus menerus menyebabkan gangguan penerbangan pada musim panas mendatang. Kemacetan di langit Eropa menyebabkan penundaan bagi maskapai penerbangan , kata chief commercial officer Sophie Dekkers kepada anggota parlemen.



Wilayah udara Ukraina seperti diketahui telah ditutup sejak Februari 2022, lalu karena invasi Rusia. Maskapai penerbangan juga menekankan, ketatnya pasar tenaga kerja membuat perekrutan staf menjadi cukup sulit.

Dekkers mengutarakan kepada Komite Pemilihan Transportasi, bahwa ini telah menjadi tantangan berat bagi kontrol lalu lintas udara, karena banyak lalu lintas harus dialihkan melalui "corong yang sangat sempit di seluruh Eropa".

Menurutnya kondisi tersebut membuat setiap penerbangan yang melewati Eropa selatan dapat ditunda dan efek knock-on.
Maskapai berbiaya rendah tidak berpikir situasi ini akan berubah dalam waktu dekat, sehingga ada perhitungan penundaan saat membuat jadwal untuk musim panas 2023.

Peningkatan Pariwisata?

Industri perjalanan berharap kenaikan minat untuk liburan berlanjut hingga tahun depan untuk membantu sektor ini pulih, meskipun ada tekanan biaya hidup dan tantangan lainnya.

Permintaan pulih dengan cepat setelah pembatasan perjalanan dicabut pada bulan Maret, tetapi banyak bisnis penerbangan terjebak lantaran kekurangan staf, termasuk penanganan di bandara.

Sejumlah maskapai terpaksa memangkas jadwal mereka, dan beberapa bandara memberlakukan batas kapasitas. Ke depan hingga musim panas mendatang, perwakilan dari British Airways dan Bandara Gatwick mengatakan, perekrutan komite tetap menjadi tantangan.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Eropa Butuh Rp182,5...
Eropa Butuh Rp182,5 Triliun demi Mengamankan Pasokan 250 Kargo Gas Alam Cair
Perluasan Jaringan Penerbangan...
Perluasan Jaringan Penerbangan GIAA-Japan Airlines Diresmikan
Takut Kanada dan UE...
Takut Kanada dan UE Bersekongkol, Trump Beri Ancaman Tarif Lebih Besar
Ambisi Uni Eropa Mengurangi...
Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
Rusia Tuntut Raksasa...
Rusia Tuntut Raksasa Energi Inggris Bayar Ganti Rugi Rp26,3 Triliun
Sinyal Kuat AS Cabut...
Sinyal Kuat AS Cabut Sanksi Rusia demi Hidupkan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
4 Tokoh Rusia Bebas...
4 Tokoh Rusia Bebas dari Sanksi Uni Eropa, Ada Pengusaha hingga Menteri
Beri Sanksi ke Rusia,...
Beri Sanksi ke Rusia, Uni Eropa Menusuk Sendiri Jantung Ekonominya
Rekomendasi
Polri Janji Selidiki...
Polri Janji Selidiki Ajudan Kapolri yang Diduga Tempeleng Jurnalis Semarang
Malam Puncak Arus Balik,...
Malam Puncak Arus Balik, Pantura Cirebon Macet Parah
Artis Hollywood Pria...
Artis Hollywood Pria Ini Mengaku Dipaksa P Diddy Berhubungan Seks
Berita Terkini
Mengakali Tarif Impor...
Mengakali Tarif Impor Terbaru Trump, Industri Tekstil Sebut Bisa dengan Kapas
1 jam yang lalu
AS Pasar Utama Ekspor...
AS Pasar Utama Ekspor Mebel Indonesia, Tarif Terbaru Trump Bisa Berdampak Buruk
3 jam yang lalu
Awasi Efek Lanjutan...
Awasi Efek Lanjutan Tarif AS, Baja Impor Bisa Membanjiri Pasar RI
4 jam yang lalu
Pemimpin ASEAN Bersatu...
Pemimpin ASEAN Bersatu Respons Tarif Impor Terbaru AS
4 jam yang lalu
Respons Tarif Trump...
Respons Tarif Trump Terbaru, Industri Galangan Kapal Butuh Kebijakan Impor Friendly
5 jam yang lalu
Pembayaran Retribusi...
Pembayaran Retribusi Jakarta Kini Bisa Lewat Aplikasi, QRIS dan Gerai Ritel
6 jam yang lalu
Infografis
Bersiap Perang, 450...
Bersiap Perang, 450 Juta Warga Uni Eropa Diminta Timbun Makanan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved