Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?
Kamis, 10 Oktober 2024 - 14:03 WIB
Menghadapi sanksi ekonomi dari Barat, negara Afrika Utara itu tidak dapat melunasi pinjaman yang dikeluarkan dalam denominasi dolar dan euro. Pemerintah Sudan sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka berutang bunga penalti USD127 juta kepada kreditur China pada Maret 2022.
Utang yang terus meningkat membuat negara ini berada dalam bahaya, terlebih ketika terjadi migrasi besar-besaran warga sipil dari Sudan setelah kekerasan dan ketidakstabilan politik meningkat menjadi perang saudara.
Karena cadangan gas alamnya yang cukup besar, energi menjadi sektor prioritas bagi China, jika terkait dengan Uzbekistan. Salah satu skema terbesarnya di negara Eurasia itu adalah pabrik pengolahan Oltin Yo'l GTL (gas-to-liquid), yang dibuka pada tahun 2021 dan menelan biaya USD3,4 miliar untuk membangunnya.
Perusahaan-perusahaan China juga telah mendanai pabrik tekstil dan keramik, yang ditujukan untuk konsumen dan importir lokal di China.
Infrastruktur transportasi dan logistik juga ditingkatkan untuk memfasilitasi perdagangan. Namun biaya besar dibutuhkan seiring dengan pembangunan yang masif, dan akhirnya selama dua dekade terakhir, Uzbekistan telah kejebak utang yang totalnya mencapai USD18 miliar.
Bersama dengan Zambia, Sri Lanka juga gagal membayar pinjamannya dari China, mencapai puncaknya pada musim semi 2022 di mana mereka bahkan tidak dapat melakukan pembayaran bunga atas utang tersebut.
Sejak saat itu, Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk yang pernah ada, dimana ada ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan mereka, inflasi merajalela (bahkan mencapai 50%), dan sebagian besar penduduk jatuh ke dalam kemiskinan.
Kenaikan pajak memicu protes ekstensif di semua sektor, mulai dari dokter dan profesor universitas hingga pekerja pelabuhan dan ekstraksi minyak bumi.
Utang yang terus meningkat membuat negara ini berada dalam bahaya, terlebih ketika terjadi migrasi besar-besaran warga sipil dari Sudan setelah kekerasan dan ketidakstabilan politik meningkat menjadi perang saudara.
18. Uzbekistan: total utang USD18 miliar
Karena cadangan gas alamnya yang cukup besar, energi menjadi sektor prioritas bagi China, jika terkait dengan Uzbekistan. Salah satu skema terbesarnya di negara Eurasia itu adalah pabrik pengolahan Oltin Yo'l GTL (gas-to-liquid), yang dibuka pada tahun 2021 dan menelan biaya USD3,4 miliar untuk membangunnya.
Perusahaan-perusahaan China juga telah mendanai pabrik tekstil dan keramik, yang ditujukan untuk konsumen dan importir lokal di China.
Infrastruktur transportasi dan logistik juga ditingkatkan untuk memfasilitasi perdagangan. Namun biaya besar dibutuhkan seiring dengan pembangunan yang masif, dan akhirnya selama dua dekade terakhir, Uzbekistan telah kejebak utang yang totalnya mencapai USD18 miliar.
17. Sri Lanka: total utang USD19,5 miliar
Bersama dengan Zambia, Sri Lanka juga gagal membayar pinjamannya dari China, mencapai puncaknya pada musim semi 2022 di mana mereka bahkan tidak dapat melakukan pembayaran bunga atas utang tersebut.
Sejak saat itu, Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk yang pernah ada, dimana ada ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan mereka, inflasi merajalela (bahkan mencapai 50%), dan sebagian besar penduduk jatuh ke dalam kemiskinan.
Kenaikan pajak memicu protes ekstensif di semua sektor, mulai dari dokter dan profesor universitas hingga pekerja pelabuhan dan ekstraksi minyak bumi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda