Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?
Kamis, 10 Oktober 2024 - 14:03 WIB
Menurut Tim AidData dilaporkan, bahwa Iran sudah mengumpulkan utang dari China mencapai USD28 miliar selama 20 tahun terakhir. Namun sangat sedikit dari hal ini yang dibeberkan kepada publik, atau bahkan terkait dengan BRI.
Selama satu dekade terakhir, China dilaporkan menyediakan USD350 juta untuk proyek baja di Iran, serta USD2,3 miliar untuk jalur kereta penumpang yang menghubungkan Qom dan Esfahan. Namun hal ini mendapatkan kritik, dimana disebutkan proyek kereta api baru tidak berpotensi besar secara ekonomi.
Sementara proyek kereta api Iran lainnya yang lebih mungkin menghasilkan secara pendapatan, justru dilaporkan belum selesai. Selain itu proyek jalur kereta baru itu diyakini sangat bergantung pada tenaga kerja dan bahan baku dari Cina, menyisakan sedikit keuntungan bagi Iran.
Türkiye dan China sudah lama berkolaborasi dalam banyak proyek pembangunan infrastruktur, yang didominasi sektor transportasi dan energi, untuk menjadi agenda bersama mereka setelah BRI diluncurkan pada tahun 2013.
Maju cepat hingga hari ini, Turki dan China mempelopori skema besar-besaran untuk menciptakan rute perdagangan yang akan menghubungkan negara-negara di Asia Tengah dan Kaukasus. Gagasan "Koridor Tengah", akan mencakup Azerbaijan, Georgia, dan Kazakhstan, serta telah dibahas selama beberapa dekade.
Gagasan tersebut kembali dihidupkan belum lama ini dengan harapan memanfaatkan minat internasional dalam rute perdagangan alternatif yang dapat menghindari Rusia.
Sementara itu Türkiye termasuk di antara 10 negara teratas dengan utang China terbanyak menurut AidData. Namun tampaknya negara yang satu ini menikmati hasil yang lebih baik dari program BRI dibandingkan dengan banyak negara lain dalam daftar.
Ketika total utang meningkat, negara itu berusaha untuk memisahkan diri dari pengaruh China. Namun upaya tersebut tertunda oleh tingkat bunga yang tinggi dan beberapa kondisi yang kurang menguntungkan, termasuk penggunaan tenaga kerja China. Tidak ada proyek baru yang secara resmi terkait dengan BRI yang diumumkan sejak saat itu.
Selama satu dekade terakhir, China dilaporkan menyediakan USD350 juta untuk proyek baja di Iran, serta USD2,3 miliar untuk jalur kereta penumpang yang menghubungkan Qom dan Esfahan. Namun hal ini mendapatkan kritik, dimana disebutkan proyek kereta api baru tidak berpotensi besar secara ekonomi.
Sementara proyek kereta api Iran lainnya yang lebih mungkin menghasilkan secara pendapatan, justru dilaporkan belum selesai. Selain itu proyek jalur kereta baru itu diyakini sangat bergantung pada tenaga kerja dan bahan baku dari Cina, menyisakan sedikit keuntungan bagi Iran.
10. Turki: Pinjaman dari China tembus USD28,3 miliar
Türkiye dan China sudah lama berkolaborasi dalam banyak proyek pembangunan infrastruktur, yang didominasi sektor transportasi dan energi, untuk menjadi agenda bersama mereka setelah BRI diluncurkan pada tahun 2013.
Maju cepat hingga hari ini, Turki dan China mempelopori skema besar-besaran untuk menciptakan rute perdagangan yang akan menghubungkan negara-negara di Asia Tengah dan Kaukasus. Gagasan "Koridor Tengah", akan mencakup Azerbaijan, Georgia, dan Kazakhstan, serta telah dibahas selama beberapa dekade.
Gagasan tersebut kembali dihidupkan belum lama ini dengan harapan memanfaatkan minat internasional dalam rute perdagangan alternatif yang dapat menghindari Rusia.
Sementara itu Türkiye termasuk di antara 10 negara teratas dengan utang China terbanyak menurut AidData. Namun tampaknya negara yang satu ini menikmati hasil yang lebih baik dari program BRI dibandingkan dengan banyak negara lain dalam daftar.
9. Vietnam: Total utang China USD28,8 miliar
Pada tahun 2017, AidData memperkirakan bahwa Vietnam berutang lebih dari USD16 miliar hanya untuk membiayai proyek pada pekerjaan konstruksi, termasuk jalur trem Cat Linh-Ha Dong.Ketika total utang meningkat, negara itu berusaha untuk memisahkan diri dari pengaruh China. Namun upaya tersebut tertunda oleh tingkat bunga yang tinggi dan beberapa kondisi yang kurang menguntungkan, termasuk penggunaan tenaga kerja China. Tidak ada proyek baru yang secara resmi terkait dengan BRI yang diumumkan sejak saat itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda