Sri Mulyani: Selama Covid-19 Merajalela, Skenario Pertumbuhan Ekonomi Terancam
Rabu, 09 September 2020 - 17:09 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui, bahwa skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bisa berjalan apabila pandemi Covid-19 berakhir. Dimana terang dia, proyeksi ekonomi RI tumbuh 4,5-5,5% di 2021 sangat tergantung terhadap upaya penanganan Covid-19.
(Baca Juga: Sinyal Makin Kuat, Menkeu Pastikan Indonesia Akan Resesi )
Selama Covid-19 masih ada dan vaksin belum bisa didistribusikan, maka menurut Mantan Direktur Bank Dunia itu skenario pertumbuhan tersebut tidak bisa berjalan. Serta pemulihan ekonomi bakal lebih lama.
"Saya sudah sampaikan, (pertumbuhan) 4,5-5,5% memang tergantung penanganan Covid. Kalau Covid masih merajalela, skenario itu akan tertahan atau terancam," kata Sri Mulyani saat rapat kerja bersama dengan DPD RI membahas RUU Pelaksanaan APBN 2019 dan RAPBN 2021, di Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Dia melanjutkan pertumbuhan ekonomi 2020 akan berkisar pada minus 1,1% hingga 0,2%. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 juga tergantung penanganan covid-19.
"Kalau kita proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 itu bisa minus 1,1% atau bisa 0%. Itu tergantung seberapa besar covid-19. Tapi ini juga terjadi di beberapa negara lainnya," jelasnya.
(Baca Juga: Rapuh, Menkeu Sebut Ekonomi RI Bisa Negatif Sepanjang Tahun 2020 )
Kendati begitu, pemerintah tetap akan menghitung dan melihat lebih dulu seluruh aspek ekonomi yang terjadi pada tahun depan. Mulai dari sisi permintaan, konsumsi, dan investasinya bakal seperti apa.
"Tapi namanya proyeksi, ada faktor non controllable. Covid ini sendiri kan jadi faktor uncertainty yang tetap kita jaga terus. Dan juga faktor-faktor seperti pemulihan ekonomi dunia," tandasnya.
(Baca Juga: Sinyal Makin Kuat, Menkeu Pastikan Indonesia Akan Resesi )
Selama Covid-19 masih ada dan vaksin belum bisa didistribusikan, maka menurut Mantan Direktur Bank Dunia itu skenario pertumbuhan tersebut tidak bisa berjalan. Serta pemulihan ekonomi bakal lebih lama.
"Saya sudah sampaikan, (pertumbuhan) 4,5-5,5% memang tergantung penanganan Covid. Kalau Covid masih merajalela, skenario itu akan tertahan atau terancam," kata Sri Mulyani saat rapat kerja bersama dengan DPD RI membahas RUU Pelaksanaan APBN 2019 dan RAPBN 2021, di Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Dia melanjutkan pertumbuhan ekonomi 2020 akan berkisar pada minus 1,1% hingga 0,2%. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 juga tergantung penanganan covid-19.
"Kalau kita proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 itu bisa minus 1,1% atau bisa 0%. Itu tergantung seberapa besar covid-19. Tapi ini juga terjadi di beberapa negara lainnya," jelasnya.
(Baca Juga: Rapuh, Menkeu Sebut Ekonomi RI Bisa Negatif Sepanjang Tahun 2020 )
Kendati begitu, pemerintah tetap akan menghitung dan melihat lebih dulu seluruh aspek ekonomi yang terjadi pada tahun depan. Mulai dari sisi permintaan, konsumsi, dan investasinya bakal seperti apa.
"Tapi namanya proyeksi, ada faktor non controllable. Covid ini sendiri kan jadi faktor uncertainty yang tetap kita jaga terus. Dan juga faktor-faktor seperti pemulihan ekonomi dunia," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda