Ekonomi China Terus Memburuk, Pengusaha Properti Minta Perlindungan ke AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonomi China terus memburuk seiring dirilisnya laporan pendapatan fiskal dan pemangkasan suku bunga oleh People's Bank of China (PBoC). Bank sentral China memangkas salah satu suku bunga pinjaman utama akan tetapi membiarkan suku bunga lain tidak berubah.
Langkah tersebut mengejutkan para ekonom yang mengharapkan tindakan lebih tegas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah kekhawatiran meluas terkait arah pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi terbesar kedua di dunia ini berada di tengah-tengah perlambatan, dan telah tergelincir ke dalam deflasi dengan harga-harga yang turun dari tahun ke tahun karena melambatnya belanja domestik membebani pemulihan ekonomi negara ini.
Industri properti China juga mengalami krisis akibat perlambatan ekonomi yang membuat para pengembang mengalami kerugian besar. Evergrande Group, yang pernah menjadi pengembang properti terkemuka di China mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) karena mencoba merestrukturisasi utang yang sangat besar.
PBoC memangkas suku bunga dasar pinjaman satu tahun terutama digunakan sebagai patokan untuk pinjaman korporasi dari 3,55% menjadi 3,45% tapi mempertahankan suku bunga setara 5 tahunan yang digunakan untuk menentukan harga KPR dengan tingkat 4,2%.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memporyeksikan kedua suku bunga akan dipangkas, dengan penurunan 0,15 poin persentase dari prediksi sentral. Bank sentral telah mengejutkan pasar minggu lalu dengan penurunan 0,15 poin persentase pada fasilitas pinjaman jangka menengah yang dipinjamkan kepada beberapa bank. Hal ini diharapkan dapat mendorong biaya pinjaman menjadi lebih rendah di seluruh perekonomian.
Ekonom pada konsultan Capital EconomicsJulian Evans-Pritchard Zichun Huang mengatakan bahwa China sedang berusaha menyeimbangkan upaya-upaya untuk menstimulasi perekonomian dengan kekhawatiran mengenai kesehatan perbankan.
"Gambaran besarnya adalah bahwa pendekatan PBoC terhadap kebijakan moneter memiliki keterbatasan di lingkungan saat ini dan tidak akan cukup setidaknya dengan sendirinya, untuk meletakkan dasar di bawah pertumbuhan," tulis mereka dikutip The Guardian, Selasa (22/8/2023).
"Menghidupkan kembali permintaan akan mengorbankan penurunan suku bunga yang jauh lebih besar, atau langkah-langkah regulasi untuk secara efektif memulihkan kepercayaan di pasar properti."
Langkah tersebut mengejutkan para ekonom yang mengharapkan tindakan lebih tegas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah kekhawatiran meluas terkait arah pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi terbesar kedua di dunia ini berada di tengah-tengah perlambatan, dan telah tergelincir ke dalam deflasi dengan harga-harga yang turun dari tahun ke tahun karena melambatnya belanja domestik membebani pemulihan ekonomi negara ini.
Industri properti China juga mengalami krisis akibat perlambatan ekonomi yang membuat para pengembang mengalami kerugian besar. Evergrande Group, yang pernah menjadi pengembang properti terkemuka di China mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) karena mencoba merestrukturisasi utang yang sangat besar.
PBoC memangkas suku bunga dasar pinjaman satu tahun terutama digunakan sebagai patokan untuk pinjaman korporasi dari 3,55% menjadi 3,45% tapi mempertahankan suku bunga setara 5 tahunan yang digunakan untuk menentukan harga KPR dengan tingkat 4,2%.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memporyeksikan kedua suku bunga akan dipangkas, dengan penurunan 0,15 poin persentase dari prediksi sentral. Bank sentral telah mengejutkan pasar minggu lalu dengan penurunan 0,15 poin persentase pada fasilitas pinjaman jangka menengah yang dipinjamkan kepada beberapa bank. Hal ini diharapkan dapat mendorong biaya pinjaman menjadi lebih rendah di seluruh perekonomian.
Ekonom pada konsultan Capital EconomicsJulian Evans-Pritchard Zichun Huang mengatakan bahwa China sedang berusaha menyeimbangkan upaya-upaya untuk menstimulasi perekonomian dengan kekhawatiran mengenai kesehatan perbankan.
"Gambaran besarnya adalah bahwa pendekatan PBoC terhadap kebijakan moneter memiliki keterbatasan di lingkungan saat ini dan tidak akan cukup setidaknya dengan sendirinya, untuk meletakkan dasar di bawah pertumbuhan," tulis mereka dikutip The Guardian, Selasa (22/8/2023).
"Menghidupkan kembali permintaan akan mengorbankan penurunan suku bunga yang jauh lebih besar, atau langkah-langkah regulasi untuk secara efektif memulihkan kepercayaan di pasar properti."