Rupiah Ambruk Nyaris Tembus Rp16.000, Menperin: Untungkan Eksportir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS nyaris menembus Rp16.000 per dolar AS menguntungkan eksportir. Pada pada perdagangan Senin (23/10/2023) rupiah melemah ke Rp15.964 per dolar AS.
"Kita lihat di satu sisi keuntungan bagi eksportir. Tapi di sisi lain akan berpengaruh terhadap impor bahan baku," ungkap dia dalam acara pengukuhan pengurus Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia, Senin (23/10/2023).
Dia mengatakan nilai tukar rupiah dipastikan akan membuat impor bahan baku semakin mahal. Hal ini bisa mempengaruhi daya saing di dalam negeri. "Tentu dengan harga impor yang makin tinggi bisa mempengaruhi daya saing produk dalam negeri," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISA) Purwono Widodo mengatakan melemahnya kurs rupiah akan berpengaruh terhadap industri baja. Pasalnya bahan baku dibeli dengan dolar AS sementara produk dijual menggunakan rupiah. "Selisih inilah dalam jangka pendek itu akan mengganggu," kata dia
"Kita lihat di satu sisi keuntungan bagi eksportir. Tapi di sisi lain akan berpengaruh terhadap impor bahan baku," ungkap dia dalam acara pengukuhan pengurus Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia, Senin (23/10/2023).
Dia mengatakan nilai tukar rupiah dipastikan akan membuat impor bahan baku semakin mahal. Hal ini bisa mempengaruhi daya saing di dalam negeri. "Tentu dengan harga impor yang makin tinggi bisa mempengaruhi daya saing produk dalam negeri," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISA) Purwono Widodo mengatakan melemahnya kurs rupiah akan berpengaruh terhadap industri baja. Pasalnya bahan baku dibeli dengan dolar AS sementara produk dijual menggunakan rupiah. "Selisih inilah dalam jangka pendek itu akan mengganggu," kata dia
(nng)