Dolar AS Tumbang, Rupiah Kembali Ditutup Menguat ke Rp15.590
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini ditutup menguat 64 poin ke level Rp15.590 setelah sebelumnya sempat naik 85 poin di level Rp15.654.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS melemah karena Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni, sementara Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga menyampaikan hal serupa mengenai jalur suku bunga AS.
"Imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, turun ke level terendah satu bulan di 4,499% pada hari Jumat karena para pedagang menambah spekulasi penurunan suku bunga Fed dalam waktu dekat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (8/3/2024).
Fokus saat ini beralih ke laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga AS, terutama setelah laporan pekerjaan pada bulan Januari yang mengejutkan pasar.
Data pasar tenaga kerja pada hari Jumat dirilis menjelang pembacaan inflasi AS minggu depan. Sementara itu, ekspektasi siklus pelonggaran kebijakan The Fed dalam waktu dekat membuat dolar. Dari sentimen domestik, pencoblosan, situasi politik yang sempat panas, perlahan mulai mereda. Aksi saling serang antar kubu capres sudah jauh menurun.
"Memang masih ada riak-riak, tapi situasinya relatif dingin. Para politisi tampaknya masih sibuk menjaga suara di dapilnya masing-masing," katanya.
Namun, di tengah suasana politik yang adem ini, ada persoalan ekonomi yang bikin rakyat menjerit. Sejak awal tahun lalu, harga pangan, terutama beras mulai bergerak naik. Kenaikannya ugal-ugalan. Pemandangan warga mengantre panjang untuk mendapat beras murah tampak di berbagai daerah. Dengan demikian, untuk perdagangan pekan depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup lanjutkan penguatan terbatas di rentang Rp15.540 - Rp15.630.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS melemah karena Bank Sentral Eropa (ECB) menetapkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni, sementara Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga menyampaikan hal serupa mengenai jalur suku bunga AS.
"Imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun, yang biasanya mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, turun ke level terendah satu bulan di 4,499% pada hari Jumat karena para pedagang menambah spekulasi penurunan suku bunga Fed dalam waktu dekat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (8/3/2024).
Fokus saat ini beralih ke laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga AS, terutama setelah laporan pekerjaan pada bulan Januari yang mengejutkan pasar.
Data pasar tenaga kerja pada hari Jumat dirilis menjelang pembacaan inflasi AS minggu depan. Sementara itu, ekspektasi siklus pelonggaran kebijakan The Fed dalam waktu dekat membuat dolar. Dari sentimen domestik, pencoblosan, situasi politik yang sempat panas, perlahan mulai mereda. Aksi saling serang antar kubu capres sudah jauh menurun.
"Memang masih ada riak-riak, tapi situasinya relatif dingin. Para politisi tampaknya masih sibuk menjaga suara di dapilnya masing-masing," katanya.
Namun, di tengah suasana politik yang adem ini, ada persoalan ekonomi yang bikin rakyat menjerit. Sejak awal tahun lalu, harga pangan, terutama beras mulai bergerak naik. Kenaikannya ugal-ugalan. Pemandangan warga mengantre panjang untuk mendapat beras murah tampak di berbagai daerah. Dengan demikian, untuk perdagangan pekan depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup lanjutkan penguatan terbatas di rentang Rp15.540 - Rp15.630.
(nng)