Optimistis Bangkit dari Resesi

Jum'at, 06 November 2020 - 06:05 WIB
loading...
A A A
Libur panjang dan tahun baru akan menjadi penopang untuk memperkuat belanja domestik di dalam negeri. Selain itu, rencana pemerintah melakukan vaksinasi Covid-19 pada akhir tahun juga menjadi kabar yang menggembirakan.

“Dengan faktor-faktor itu semua kita optimistis pertumbuhan bisa mencapai 3% atau di atas 3%. Kalau kita melihat sejumlah negara bahkan sudah mengalami pertumbuhan seperti China, pertumbuhan global tahun depan diharapkan menuju pulih,” ucapnya.

Tergantung Pandemi

Namun, di mata Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) kondisi ekonomi di kuartal ketiga mengafirmasi bahwa ekonomi Indonesia memang masih berada dalam tekanan yang cukup berat. Soal pemulihan ekonomi, masih sangat bergantung cara penanganan dan kapan pandemi akan berakhir. (Baca juga: Deteksi Dini Penting untuk Antisipasi Diabetes)

“Pandemi menjadi penentu, apakah pandeminya bisa dikendalikan atau berakhir, ekonomi akan segera rebound. Ini tergantung sejauh mana kita bisa mengatasi pandemi,” kata ekonom INDEF Ahmad Heri Firdaus.

Menurutnya, penyebaran Covid-19 masih menjadi hantu bagi para investor. Namun, jika dilihat beberapa minggu ini, tren jumlah kasus positifnya melandai. Ini bisa meningkatkan rasa kepercayaan diri investor seakan mendapatkan kepastian.

Di sisi lain, lanjut Heri, Purchasing Managers’ Index (PMI) juga diprediksi terus membaik. Hal itu menandakan ada peluang ekspansi bagi usaha untuk meningkatkan lagi utilitasnya. Hanya, kontraksi ekonomi masih tergantung juga dari konsumsi rumah tangga yang menjadi motor utama ekonomi Indonesia. Artinya, situasi itu sangat bergantung dari seberapa besar daya beli masyarakat sudah pulih kembali.

Terkontraksinya daya beli masyarakat, khususnya golongan menengah ke atas, menandakan masih belum percayanya mereka terhadap penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah. Sebagai solusi jangka pendeknya, pemerintah setidaknya bisa menerapkan strategi untuk memulihkan daya beli masyarakat. Caranya dengan menggeber realisasi anggaran belanja, pemberian stimulus yang tepat sasaran dan tepat guna sehingga mendongkrak sisi demand dan suplai. (Baca juga: Resesi, Masyarakat Diimbau Setop Belanja Kebutuhan Tak Penting)

Langkah Konkret

Masuknya Indonesia dalam zona resesi membuat kalangan DPR meminta pemerintah mengambil langkah-langkah serius untuk membangkitkan perekonomian. Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan, saat ini bukan waktunya lagi untuk berdebat mengenai definisi resesi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1360 seconds (0.1#10.140)