Di hadapan Jokowi, Kuntoro mengeluhkan masalah biaya mahal dan waktu yang cukup panjang saat melakukan ekspor ikan ke negara lain. “Masalah laboratorium uji mutu. Selama ini kami harus kirim ke Bali. Waktu dan biaya yang cukup mahal. Di Ambon sendiri belum ada seperti pengujian logam berat, histamin dan terkahir ini kita mesti uji covid-19 pak. Jadi butuh waktu dan biaya,” katanya, Kamis (25/3/2021).
Baca Juga: Bahas Kebangkitan Ekonomi, Besok Presiden Jokowi Diskusi Bareng Relawan
Dia mengatakan mahalnya biaya logitik membuat tak banyak investor di sketor perikanan yang melirik Pulau Ambon. Untuk logistik Kuntoro menyebut harus mengeluarkan biaya lebih untuk ekspor ikan cakalang ke Fukuoka.
“Nah, saya minimum harus mengorder 4o feet kontainer dari Surabaya. At least dua minggu pak baru dikirim kosong ke Ambon. Sampai di Ambon saya mesti tracking lagi dari pabrik ke sini (pelabuhan) pakai mobil thermoking. Jadi betul-betul yang tadi itu betul double handling. Karena 40 feet ini, maaf infrastruktur di Kota Ambon terlalu kecil pak, jadi tidak bsa ditarik. Kecuali kalau 20 feet bisa pak,” paparnya.
Baca Juga:
Baca Juga: KKP Targetkan PNBP Perikanan Tangkap Capai Rp12 Triliun
Dia mengaku bahwa untuk ekspor ke Jepang membutuhkan waktu 35 hari karena harus menunggu di Surabaya atau Jakarta. Dia mengatakan di Ambon memang diperlukan pelabuhan baru untuk memudahkan segakanya. “Jadi saya rasa sudah betul pak kalau kita di Ambon ini mesti ada new port. Jadi terintegrasi semua dan memudahkan segala-galanya,” pungkasnya.
(nng)