Libatkan 20 Desa, TWC Siapkan Sandal Khusus Naik Candi Borobudur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polemik seputar kenaikan harga tiket masuk candi Borobudur yang masih bergulir ikut mencuatkan isu konservasi cagar budaya.
Guna meminimalisasi dan melindungi bagian candi dari keausan akibat beban pijakan pengunjung, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko menyiapkan sandal khusus (upanat) untuk wisatawan yang akan naik ke candi Borobudur.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati mengatakan, penggunaan upanat dilakukan untuk mendukung konservasi candi Borobudur.
"Salah satu langkah awal membuat upanat. Upanat itu sebuah proteksi yang di mana nanti pengunjung bisa masuk ke candi itu dibekali dengan sandal khusus yang bisa melindungi candi dari keausan," ujarnya, dukutip Rabu (8/6/2022).
Menurut dia, sejak ada kajian mengenai upanat tersebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB).
Hetty menyebut, pembuatan sandal upanat ini selain untuk konservasi juga untuk mendukung ekonomi kreatif di Borobudur.
Upanat ini diproduksi oleh masyarakat di desa-desa sekitar Borobudur. Saat ini baru dalam tahapan menyiapkan produksinya. Oleh karena itu, perwakilan dari 20 desa dilatih untuk mengidentifikasi bahan-bahan pembuatan upanat tersebut.
"Kita lakukan workshop dan pelatihan yang terus menerus sampai kita mendapatkan yang memang bagus, kita ingin memberikan yang terbaik untuk pengunjung," tuturnya.
Guna meminimalisasi dan melindungi bagian candi dari keausan akibat beban pijakan pengunjung, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko menyiapkan sandal khusus (upanat) untuk wisatawan yang akan naik ke candi Borobudur.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati mengatakan, penggunaan upanat dilakukan untuk mendukung konservasi candi Borobudur.
"Salah satu langkah awal membuat upanat. Upanat itu sebuah proteksi yang di mana nanti pengunjung bisa masuk ke candi itu dibekali dengan sandal khusus yang bisa melindungi candi dari keausan," ujarnya, dukutip Rabu (8/6/2022).
Menurut dia, sejak ada kajian mengenai upanat tersebut, pihaknya telah berkomunikasi dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB).
Hetty menyebut, pembuatan sandal upanat ini selain untuk konservasi juga untuk mendukung ekonomi kreatif di Borobudur.
Upanat ini diproduksi oleh masyarakat di desa-desa sekitar Borobudur. Saat ini baru dalam tahapan menyiapkan produksinya. Oleh karena itu, perwakilan dari 20 desa dilatih untuk mengidentifikasi bahan-bahan pembuatan upanat tersebut.
"Kita lakukan workshop dan pelatihan yang terus menerus sampai kita mendapatkan yang memang bagus, kita ingin memberikan yang terbaik untuk pengunjung," tuturnya.