Profil Saudi Aramco, Raksasa Minyak yang Membuat Arab Saudi Kaya Raya

Selasa, 08 Oktober 2024 - 08:36 WIB
Pada tahun 1980, pemerintah Saudi meningkatkan kepemilikannya di Aramco hingga 100%. Delapan tahun kemudian, Saudi Aramco resmi didirikan sebuah perusahaan baru yang mengambil alih semua tanggung jawab Aramco, dengan Ali I. Al-Naimi menjadi presiden Saudi Aramco pertama pada 1984, dan presiden serta CEO Saudi pertama pada tahun 1988.

Tahun berikutnya, Saudi Aramco memulai transformasinya dari perusahaan penghasil dan pengekspor minyak menjadi perusahaan minyak terpadu, dengan pembentukan Star Enterprises pada tahun 1989 sebuah usaha patungan dengan Texaco di AS.



Perusahaan ini kemudian berkembang menjadi Motiva, yang awalnya merupakan kemitraan dengan Texaco dan Shell, yang pada 2017 berkembang menjadi Saudi Aramco sebagai pemilik tunggal kilang minyak mentah tunggal terbesar di Amerika Utara di Port Arthur, Texas.

Sepanjang tahun 1990-an, Saudi Aramco secara bertahap memperluas kemitraan di seluruh dunia melakukan beberapa investasi global, dimulai dengan pembelian pada 1991 sebesar 35% saham di SsangYong Oil Refining Company berganti nama menjadi S-Oil pada tahun 2000 di Korea.

Melansir dari laman resmi Saudi Aramco, ekspansi berlanjut pada tahun 1994 ketika mengakuisisi 40% saham di Petron Corporation, perusahaan penyuling dan pemasar minyak mentah terbesar di Filipina. Kemudian pada tahun 1996 melakukan beberapa investasi luar negeri di Eropa dengan membeli 50% saham di perusahaan penyuling swasta Yunani Motor Oil (Hellas) Corinth Refineries SA, dan afiliasi pemasarannya, Avinoil Industrial Commercial and Maritime Oil Company, SA.
(nng)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More