Memburu Burung Berprestasi untuk Mencetak Laba dari Anakan Berkualitas

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 15:34 WIB
loading...
Memburu Burung Berprestasi untuk Mencetak Laba dari Anakan Berkualitas
Foto: dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pencinta burung yang beralih profesi menjadi peternak burung bukanlah hal aneh. Selain ingin mendapatkan burung terlatih, mereka juga berharap mendapat trah atau anakan burung berprestasi alias sering menyabet gelar di kompetisi kicau burung.

Pemilik Atap Kenari Bogor, Rizky Maulana, misalnya, mengaku mulai jenuh dengan lomba yang sudah diikutinya sejak 2007. Karena itu, dia kini lebih banyak berkecimpung di belakang layar, mendukung para kicau mania berjuang mengikuti setiap lomba dengan menjual anak burung berprestasi hingga racikan pakan yang berkhasiat.

Cara menternakan burung kicau seperti kenari dan murai termasuk mudah dan dapat dilakukan oleh para pemain baru di dunia kicau mania. Betina dan jantan prestasi hanya perlu disatukan dalam sebuah kandang. Kalau keduanya jodoh, proses kawin terjadi dalam waktu dua hari. (Baca: Kena PHK karena Corona, Karyawan Ini Banting Setir Jualan Mie Ayam Mentah)

"Kami menyebut jodoh karena beberapa mereka juga enggak kawin- kawin. Ada yang pemilih, misalnya jantan atau betina melihat warna lawan jenisnya suka warna tertentu," ungkapnya.

Setelah proses kawin, tidak membutuhkan waktu yang lama 4 hari sudah bertelur dan kemudian dierami selama 14 hari. Saat proses ini dibutuhkan ketenangan bagi sang induk saat mengerami telurnya. Bahkan, kandang pun dipisahkan di tempat yang tidak terlalu bising.

Saat telur menetas, bayi-bayi burung itu kemudian mulai diberi makan bubur bayi instan. Rizky mengatakan, makanan bisa apa saja yang bentuknya cair. Agar praktis, bayi burung berusia dua minggu ini dapat diberi makanan menggunakan suntikan agar langsung menuju mulutnya. Setelah satu bulan baru bisa diberi makan menggunakan sendok.

”Tidak lama-lama kami kasih makan, usia sebulan saja sudah laku terjual. Karena usia 28 hari biasanya anakan sudah bisa lepas dari induknya," ungkapnya. (Baca juga: Ekonomi Jabar Anjlok, Ridwan Kamil Minta Belanja Rutin Dimaksimalkan)

Para pencinta burung ini memang sungguh luar biasa, Rizky bercerita, belum kawin saja mereka sudah berani bayar. "Mereka masuk waiting list, ada catatan saya siapa yang duluan. Biasanya sebelum diambil mereka lihat dan pastikan. Kalau tidak mau dapat menunggu lagi dan anakan ini jatuh kepada urutan selanjutnya," sambungnya.

Harga anakan burung kicau ini berkisar antara Rp300.000 hingga Rp500.000 untuk yang biasa. Jika berasal dari bibit burung yang berprestasi harganya bisa jaduh di atas itu.

Berbeda lagi jika burung kicau itu sudah memasuki usia lima bulan. Mereka sudah masuk tahap mastering atau pelatihan. Rizky menyebut jika masih usia bayi ibarat kaset kosong yang belum ada suaranya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0170 seconds (0.1#10.140)