Camkan!, Pidato Kenegaraan Jokowi Itu Kompas Bagi Bangsa Indonesia

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 17:10 WIB
loading...
Camkan!, Pidato Kenegaraan Jokowi Itu Kompas Bagi Bangsa Indonesia
Situasi saat ini sungguh tak mudah, tetapi hal itu pula yang melahirkan kemerdekaan. Jerih payah yang terbayar lunas. Pada akhirnya Indonesia terjaga, ekonomi bukan sekadar urusan angka, tapi soal rasa dan asa manusia. Foto/Dok Humas MPR
A A A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Pidato Kenegaraan dan Nota Keuangan 2021 yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat, 14 Agustus 2020 kemarin merupakan kompas penunjuk arah bagi Indonesia. Karena, ada ajakan yang sangat kuat untuk tetap merawat harapan di tengah ketidakpastian ekonomi akibat Pandemi Covid-19.

(Baca Juga: Erick Thohir Menangkap Dua Penekanan Dalam Pidato Jokowi, Apa Saja Ya? )

Staf Khusus Menteri Keuangan (Stafsus Menkeu) Yustinus Prastowo mengatakan, bila Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2021 dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2020 ditilik sebagai anomali dalam kondisi yang abnormalitas karena pandemi covid-19, hal itu akan mengagetkan.

Dia bilang, sudah barang tentu nota keuangan yang dijejali angka-angka yakni, target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi 4,5-5,5%, inflasi 3%, nilai tukar Rp14.600 terhadap dolar Amerika Serikat (AS), desifit 5,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

(Baca Juga: Simak!, Ini Lima Program Strategis Dalam Pidato Kenegaraan Jokowi )

Sementara, target perpajakan Rp1.481,9 triliun, belanja pemerintah Rp1.951,3 triliun, anggaran Kementerian PUPR Rp149,8 triliun, biaya pemulihan ekonomi Rp 356,5 triliun, transfer ke daerah dan dana desa Rp796,3 triliun, serta pembiayaan utang Rp1.142,5 T dan seterusnya. Hal ini akan terasa kering.

"Jika Pidato Nota Keuangan 2021 Presiden dan Pidato Kenegaraan kemarin dilihat secara jernih, angka-angka itu punya nyawa dan bermakna. Yah, Pidato Kenegaraan Pak Presiden itu ibarat kompas penunjuk arah dan nota keuangan itu bahteranya," ujar Pras kepada iNews.id, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).

Dia menjelaskan, kekuatan dari isi pidato itu ketika Presiden Jokowi menyebut, masyarakat dan pemerintah perlu membajak momentum untuk bertransformasi, bikin terobosan, dan melakukan lompatan besar. Pernyataan itu tidak bermakna otopis.

Pras menyebut, di balik wabah, Indonesia mendapat hikmah dan berkah. Di mana cara berpikir yang linier, rutin, dan amat biasa tak lagi relevan. Justru adanya daya adaptasi dan kelenturan menanggapi perubahan yang cepat menjadi penentu. Bahkan lanjut Pras, meski sempat kewalahan akibat krisis, tapi pihaknya terlatih belajar dengan kondisi tersebut.

(Baca Juga: Baca Selengkapnya, Teks Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2021 Presiden Jokowi )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1379 seconds (0.1#10.140)