Jangan Menyerah

Kamis, 03 September 2020 - 06:06 WIB
loading...
A A A
Di bagian lain, pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, kondisi pandemi menyebabkan semua industri berada dalam mode bertahan (survive). Menurut dia, mengukur daya beli melalui tingkat konsumsi masyarakat melalui bantuan yang digulirkan pemerintah tidak akan memberikan efek yang besar.

“Efeknya tidak akan besar, tujuannya hanya menjaga daya beli di tingkat domestik saja. Sementara masyarakat juga dengan kondisi begini bertahan atau tidak membelanjakan uang kalau tidak sesuai kebutuhan,” ungkapnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Kondisi demikian juga menyebabkan semua sektor industri berada dalam mode bertahan. Artinya perusahaan akan menjaga kondisi untuk tetap beroperasi tanpa ada ekspansi. “Jadi saat ini sudah ada Satgas Covid-19 dan PEN, eksekusinya daja yang butuh dipercepat. Dan itu minimal hanya bertahan pada sektor industri supaya tidak tutup,” ujar dia. (Lihat videonya: Lonjakan Pasien Corona di RSUP Persahabatan Jakarta Timur)

Dari kalangan dunia usaha, Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan Logam mengatakan, kondisi Covid-19 menghentakkan semua sektor usaha industri, tak terkecuali usaha galangan kapal dan lepas pantai. “Untuk menciptakan demand tidak mudah. Karena memang kondisi global mengalami koreksi luar biasa. Sekarang pemerintah harus mengubah parameter yang kini diterapkan,” ujarnya. (Faorick Pakpahan/Fahmi W Bahtiar/Oktiani Endarwati/Ichsan Amin)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4242 seconds (0.1#10.140)