Corona Kills Everything (1)
Sabtu, 16 Mei 2020 - 09:07 WIB
Kota tersibuk New York misalnya, dengan adanya pandemi, lalu-lintas kendaran berkurang 35%, polusi karbon monoksida turun tajam 50%, dan polusi CO2 turun 10%, begitu juga polusi metana. Di Cina, hanya dalam rentang waktu 2 minggu setelah lockdown pengguna energi dan emisi turun 25%, sehingga memangkas 1% total emisi karbon kumulatif di Cina. (Baca juga: Golden year Berwirausaha)
Tak ketinggalan, pandemi juga menjadikan langit Jakarta semakin biru. "Kami mendapati bahwa konsentrasi polutan baik debu yang beterbangan (SPM/suspended particulate matter) maupun debu polutan ukuran <10 mikron (PM 10) pada pekan ini, selepas tanggal 26 Maret, relatif menurun bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya," kata BMKG.
Blessing in disguise, Covid-19 kills air polution.
#7. Cruise Vacation
“It might mark the end of the golden era: How covid-19 may sink the cruise-ship industry", begitu bunyi judul tulisan di majalah Economist (2/5) yang begitu pas menggambarkan nasib industri kapal pesiar.
Selama ini industri kapal pesiar menikmati masa keemasan. Namun begitu akhir tahun lalu wabah menyebar, praktis industri ini mati. Recovery industri ini lebih berat karena "reputasi buruk" yang telanjur terbentuk sebagai tempat penularan Covid-19 terus membayangi benak travellers.
Industri ini akan mengalami perubahan mendasar setelah pandemi lewat: protokol kesehatan bakal diterapkan superketat, penumpang dalam jumlah lebih kecil tidak ribuan seperti sekarang, rute lebih pendek, dan kapal pesiar akan makin banyak mempekerjakan robot untuk meminimalkan kontak fisik.
Tak ketinggalan, pandemi juga menjadikan langit Jakarta semakin biru. "Kami mendapati bahwa konsentrasi polutan baik debu yang beterbangan (SPM/suspended particulate matter) maupun debu polutan ukuran <10 mikron (PM 10) pada pekan ini, selepas tanggal 26 Maret, relatif menurun bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya," kata BMKG.
Blessing in disguise, Covid-19 kills air polution.
#7. Cruise Vacation
“It might mark the end of the golden era: How covid-19 may sink the cruise-ship industry", begitu bunyi judul tulisan di majalah Economist (2/5) yang begitu pas menggambarkan nasib industri kapal pesiar.
Selama ini industri kapal pesiar menikmati masa keemasan. Namun begitu akhir tahun lalu wabah menyebar, praktis industri ini mati. Recovery industri ini lebih berat karena "reputasi buruk" yang telanjur terbentuk sebagai tempat penularan Covid-19 terus membayangi benak travellers.
Industri ini akan mengalami perubahan mendasar setelah pandemi lewat: protokol kesehatan bakal diterapkan superketat, penumpang dalam jumlah lebih kecil tidak ribuan seperti sekarang, rute lebih pendek, dan kapal pesiar akan makin banyak mempekerjakan robot untuk meminimalkan kontak fisik.
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda