10 Pengusaha Wanita Paling Berpengaruh di Asia 2022, Ada 2 Wakil Indonesia
loading...
A
A
A
Jalannya untuk menjadi petinggi perempuan pertama perusahaan tambang di Indonesia berakar pada studinya akuntansi dan bisnis, bukan geologi. Febriany Eddy mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia dan gelar M.B.A. dari program bersama UCLA Anderson School of Management dan National University of Singapore.
Dia dipekerjakan oleh PricewaterhouseCoopers, di mana dia ditugaskan untuk klien energi dan pertambangan. "Awalnya saya tidak memilihnya, tapi saya memilih untuk tetap tinggal," kata Eddy.
"Saya telah bersama industri yang luar biasa ini selama 15 tahun," paparnya.
Di Vale, dia menghabiskan dua setengah tahun di Brisbane, Australia, di mana dia mengawasi operasi di Afrika, Jepang, Indonesia, Taiwan, dan China daratan. Sebelum perannya saat ini, dia adalah chief financial officer Vale Indonesia dan kemudian wakil CEO.
Tahun lalu perusahaan melaporkan pendapatan USD953 juta, melonjak 24% dari tahun sebelumnya, sementara laba bersih berlipat ganda menjadi USD165 juta.
Ia merupakan advokat besar untuk lebih banyak perempuan di pertambangan, sebuah industri yang dia sebut "sangat penting bagi kehidupan manusia." Dia ingin orang lain menerima tantangan itu, dan melihat lebih banyak pria "termotivasi untuk mendukung lebih banyak wanita untuk bekerja di sektor pertambangan."
8. Herjati
Presiden Direktur, Sillo Maritime Perdana
Umur: 56 Tahun
Negara: Indonesia
Lima tahun sejak ia mengambil alih perusahaan pelayaran yang berbasis di Jakarta, Herjati membawa Sillo Maritime ke performa terbaiknya dengan penjualan mencapai USD101 juta pada akhir tahun 2021. Saat ini Herjati menargetkan dapat meningkatkan pendapatan setidaknya 10% lagi di tahun 2022.
Pemilik kapal tanker dengan jumlah terbesar untuk industri minyak dan gas Indonesia, dimulai dengan upaya ekspansi senilai USD100 juta pada tahun 2022, sebagian besar untuk mengakomodasi permintaan yang lebih tinggi akan cadangan gas cair alam (LNG) negara itu.
Dia dipekerjakan oleh PricewaterhouseCoopers, di mana dia ditugaskan untuk klien energi dan pertambangan. "Awalnya saya tidak memilihnya, tapi saya memilih untuk tetap tinggal," kata Eddy.
"Saya telah bersama industri yang luar biasa ini selama 15 tahun," paparnya.
Di Vale, dia menghabiskan dua setengah tahun di Brisbane, Australia, di mana dia mengawasi operasi di Afrika, Jepang, Indonesia, Taiwan, dan China daratan. Sebelum perannya saat ini, dia adalah chief financial officer Vale Indonesia dan kemudian wakil CEO.
Tahun lalu perusahaan melaporkan pendapatan USD953 juta, melonjak 24% dari tahun sebelumnya, sementara laba bersih berlipat ganda menjadi USD165 juta.
Ia merupakan advokat besar untuk lebih banyak perempuan di pertambangan, sebuah industri yang dia sebut "sangat penting bagi kehidupan manusia." Dia ingin orang lain menerima tantangan itu, dan melihat lebih banyak pria "termotivasi untuk mendukung lebih banyak wanita untuk bekerja di sektor pertambangan."
8. Herjati
Presiden Direktur, Sillo Maritime Perdana
Umur: 56 Tahun
Negara: Indonesia
Lima tahun sejak ia mengambil alih perusahaan pelayaran yang berbasis di Jakarta, Herjati membawa Sillo Maritime ke performa terbaiknya dengan penjualan mencapai USD101 juta pada akhir tahun 2021. Saat ini Herjati menargetkan dapat meningkatkan pendapatan setidaknya 10% lagi di tahun 2022.
Pemilik kapal tanker dengan jumlah terbesar untuk industri minyak dan gas Indonesia, dimulai dengan upaya ekspansi senilai USD100 juta pada tahun 2022, sebagian besar untuk mengakomodasi permintaan yang lebih tinggi akan cadangan gas cair alam (LNG) negara itu.