Lebih Dari Lima Dekade, PT Vale Jaga Keberlanjutan untuk Masa Depan
loading...
A
A
A
Pandemi Covid-19 yang telah terjadi setahun lebih memberikan dampak besar terhadap seluruh sektor kehidupan. Sejumlah usaha gulung tikar, ekonomi terpuruk hingga banyak kehilangan pekerjaan.
Hal berbeda terjadi disektor tambang, justru sektor ini kian bersinar ditengah kondisi tersebut. Bisa dikatakan sektor ini terus bergerak, bahkan kehadirannya tetap memberikan dampak positif tidak saja pada kontribusi sektor ekonomi tapi juga pada sektor sosial.
Dari sisi ekspor berdasarkan data Bada Pusat Statistik (BPS) Sulsel, nikel yang notabene komoditi dari sektor tambang memberikan kontribus besar dalam ekspor Sulsel.
Pada bulan Mei, BPS merilis jika nikel menjadi salah satu penyumbang ekspor terbesar Sulsel dengan nilai ekspor sebesar US$ 75,28 juta (70,36 persen). Jika dibandingkan dengan April 2021 maka ekspor komoditas Nikel naik sebesar 7,39 persen.
Di Sulsel, PT Vale merupakan perusahaan tambang yang memproduksi nikel cukup besar, dimana pada 2018 produksi mencapai 74,806 ton (dalam matte), 2019 sebanyak 71,025 ton Matte dan pada tahun 2020 sebesar 72,237 ton matte.
PT Vale mempertahankan pertumbuhan melalui kinerja ekonomi yang positif demi keberlanjutan operasi dan usaha. Selama periode pelaporan 2020, Perseroan menerapkan kebijakan penghematan biaya, guna menjaga daya saing. Meski dihadapkan pada dampak pandemi COVID-19, Perseroan mengoptimalkan sumber daya cadangan bijih nikel, karyawan dan fasilitas produksi untuk menghasilkan 72.237 MT nikel dalam matte atau 98,95% dari target.
Realisasi penjualan nikel dalam matte mencapai 72.846 MT, atau 99,79% dari target, dengan Pendapatan Usaha sebesar AS$764,74 juta, atau 89,95% dari target. Sebagian dari nilai ekonomi yang diperoleh tahun 2020, didistribusikan kepada pemangku kepentingan sesuai kebutuhan mereka.
“Tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan PT Vale, akibat dampak COVID-19. Perseroan tetap melakukan kegiatan operasi dan produksi, dengan protokol kesehatan ketat. Bahkan perseroan terus membuka lapangan pekerja, termasuk ke pemasok lokal yang saat ini mencapai 295 dan jumlah karyawan pada 2020 mencapai 3.006 orang,” ungkap Febry.
*Serap Tenaga Kerja Lokal dan Ramah Difabel
Hal berbeda terjadi disektor tambang, justru sektor ini kian bersinar ditengah kondisi tersebut. Bisa dikatakan sektor ini terus bergerak, bahkan kehadirannya tetap memberikan dampak positif tidak saja pada kontribusi sektor ekonomi tapi juga pada sektor sosial.
Dari sisi ekspor berdasarkan data Bada Pusat Statistik (BPS) Sulsel, nikel yang notabene komoditi dari sektor tambang memberikan kontribus besar dalam ekspor Sulsel.
Pada bulan Mei, BPS merilis jika nikel menjadi salah satu penyumbang ekspor terbesar Sulsel dengan nilai ekspor sebesar US$ 75,28 juta (70,36 persen). Jika dibandingkan dengan April 2021 maka ekspor komoditas Nikel naik sebesar 7,39 persen.
Di Sulsel, PT Vale merupakan perusahaan tambang yang memproduksi nikel cukup besar, dimana pada 2018 produksi mencapai 74,806 ton (dalam matte), 2019 sebanyak 71,025 ton Matte dan pada tahun 2020 sebesar 72,237 ton matte.
PT Vale mempertahankan pertumbuhan melalui kinerja ekonomi yang positif demi keberlanjutan operasi dan usaha. Selama periode pelaporan 2020, Perseroan menerapkan kebijakan penghematan biaya, guna menjaga daya saing. Meski dihadapkan pada dampak pandemi COVID-19, Perseroan mengoptimalkan sumber daya cadangan bijih nikel, karyawan dan fasilitas produksi untuk menghasilkan 72.237 MT nikel dalam matte atau 98,95% dari target.
Realisasi penjualan nikel dalam matte mencapai 72.846 MT, atau 99,79% dari target, dengan Pendapatan Usaha sebesar AS$764,74 juta, atau 89,95% dari target. Sebagian dari nilai ekonomi yang diperoleh tahun 2020, didistribusikan kepada pemangku kepentingan sesuai kebutuhan mereka.
“Tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan PT Vale, akibat dampak COVID-19. Perseroan tetap melakukan kegiatan operasi dan produksi, dengan protokol kesehatan ketat. Bahkan perseroan terus membuka lapangan pekerja, termasuk ke pemasok lokal yang saat ini mencapai 295 dan jumlah karyawan pada 2020 mencapai 3.006 orang,” ungkap Febry.
*Serap Tenaga Kerja Lokal dan Ramah Difabel